“Cara ini untuk memancing ide-ide kreatif siswa, sehingga mampu memecahkan masalah dengan keyakinan sendiri. Kemudian guru BK memberi dukungan kepada siswa agar membuat perencanaan masa berikutnya," ujar Prof. Asrowi.
Guru besar BK itu menjelaskan, masalah kesehatan mental siswa akibat kecemasan dan ketakutan harus menjadi prioritas utama yang harus segera diatasi.
Baca Juga: Pelaku Industri Jasa Kecantikan Wajib Menerapkan Protokol Kesehatan
Dia melihat, masalah ketidakpastian dan kekacauan ekonomi menjadi faktor dominan timbulnya kecemasan tersebut.
“Kesehatan mental dan kebahagiaan masyarakat terdampak Covid 19 cukup berat akibat krisis ini. Banyak anak yang cemas, tidak punya arah hidup dan tidak tahu ke mana arah yang dituju. Ini harus menjadi prioritas untuk segara diatasi," tandasnya.
Selain hal utama tersebut, sambung Prof. Asrowi, peran guru BK lainnya dalam kondisi pandemi Covid 19 dan kenormalan baru, adalah membantu perubahan perilaku siswa.
Dia menekankan, ketika masuk ke kondisi new normal dan sekolah tatap muka sudah dapat berjalan, yang utama harus diperhatikan adalah bagaimana siswa dapat segera beradaptasi dengan aktivitas keseharian yang baru.
Baca Juga: Hasil Tes Cepat dan Tes Usap, Lima Orang Ditemukan Positif Covid
Prof. Asrowi menyodorkan teknik cyber counseling bagi para guru BK yang dinilai cocok diterapkan di masa pandemi maupun di era kenormalan baru. Teknik cyber counseling, menurutnya, adalah konseling berbasis teknologi yang dilakukan secara virtual.
"Keunggulan konseling dengan teknik cyber counseling, memungkinkan terjalinnya suasana keakraban dan percakapan yang bersifat rahasia tetap terjaga. Teknik ini bisa dilakukan untuk memberi informasi pasti mengenai dampak pandemi Covid-19. Lalu guru BK mengarahkan pemikiran siswa ke arah yang lebih positif, sehingga para siswa sama-sama menyepakati langkah terbaik berikutnya," ungkap Prof. Asrowi lagi.***