Lewat Transplantasi Sel Punca Tulang, 3 Pasien HIV Dinyatakan Sembuh, Benarkah Pasien HIV Dapat Disembuhkan?

- 25 Februari 2023, 21:08 WIB
 Ilustrasi Virus HIV yang menyerang sistem Imun manusia/pixabay.com @madartzgraphics
Ilustrasi Virus HIV yang menyerang sistem Imun manusia/pixabay.com @madartzgraphics /

Orang dengan mutasi ini biasanya memiliki ekspresi reseptor CCR5 yang rendah atau tidak ada sama sekali di dalam selnya, yang melindungi mereka dari jenis virus HIV tertentu.

Baca Juga: Manchester United vs Newcastle United di Final Carabao Cup, Simak Jadwal Kick-Off dan Link Live Streaming


Kronologi kesembuhan 'pasien Dusseldorf'

Pasien yang sembuh dari Düsseldorf terinfeksi HIV tipe 1 (HIV-1) dan telah dipantau oleh para ilmuwan di Rumah Sakit Universitas Düsseldorf selama lebih dari 9 tahun sejak menerima transplantasi sel punca pada Februari 2013. Pasien juga menderita leukemia myeloid akut.

Hingga November 2018, pasien terus menerima obat antivirus HIV, tetapi para peneliti memutuskan untuk menghentikan pengobatan karena mereka merasa itu adalah satu-satunya cara untuk memastikan pasien sembuh dari HIV

Kemudian, setelah 4 tahun menghentikan terapi Antiretroviral (ARV) para ilmuwan tidak menemukan jejak virus HIV yang mungkin telah menginfeksi pasien. Mereka juga menemukan bahwa tingkat antibodi spesifik HIV-1 telah menurun.

Materi genetik HIV yang sangat sedikit juga terdeteksi, hanya secara sporadis di beberapa darah dan jaringan limfoid. Menurut para peneliti, hasil ini merupakan bukti kuat bahwa HIV-1 pasien telah sembuh.

Meski sudah ada tiga tiga kasus 'penyembuhan' HIV yang berhasil, namun bukan berarti transplantasi sel punca merupakan pilihan yang aman dan efektif untuk pengobatan HIV secara umum.

Baca Juga: Info KUR BRI 2023 Dibuka Akhir Februari Ini? Cek Syarat Pinjaman Hingga Rp500 Juta

Boris Fesse, kepala departemen penelitian terapi sel dan gen di University Medical Center Hamburg-Eppendorf, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa transplantasi sumsum tulang memerlukan obat yang menekan sistem kekebalan tubuh. Hal ini, katanya, meningkatkan risiko infeksi dan dapat menyebabkan apa yang disebut penyakit graft-versus-host, di mana sel-sel kekebalan yang ditransplantasikan menargetkan jaringan inang.

Halaman:

Editor: Shiddik Zaenudin

Sumber: Deutsche Welle


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah