Deretan Pekerjaan yang Bakal Bertahan dan Terancam Selepas Pandemi Covid-19

- 27 Juli 2020, 10:24 WIB
Sejumlah restoran di Jakarta mengurangi kapasitas tempat duduk hingga setengah dari sebelumnya.*
Sejumlah restoran di Jakarta mengurangi kapasitas tempat duduk hingga setengah dari sebelumnya.* //ANTARA

GALAMEDIA - Pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020 ini benar-benar telah mengubah berbagai sektor. Kehidupan masyarakat pun mau tak mau mengalami perubahan drastis.

Dampak sangat besar dirasakan, termasuk dalam hal pekerjaan. Dunia kerja berubah dan beberapa sektor punya posisi lebih kuat ketimbang yang lain.

Menurut laporan terbaru pasar kerja Inggris, jumlah lowongan kerja di Inggris Raya merosot 62,7 persen pada kuartal kedua tahun 2020.

Baca Juga: Lakukan Penerbangan Perdana, Ini Misi Pesawat Amfibi Buatan China

Untuk lowongan pekerjaan yang diiklankan, kompetisinya sangat ketat. Dikutip dari BBC News Indonesia, rata-rata perbandingan lowongan ke pekerjaan meningkat sebesar 84 persen.

Dengan semakin tajamnya persaingan di dunia kerja, khususnya di tengah pandemi, kira-kira industri apa yang masih merekrut pegawai? Dan industri apa yang menghadapi masa depan tak jelas? Berikut ulasan singkatnya:

Baca Juga: Gedung Sate Berusia 100 Tahun, Berdiri Kokoh Sejajar dengan Gunung Tangkubanparahu

Sektor yang merekrut pegawai

1. IT dan teknologi digital
Sektor ini berkembang dan membutuhkan pengembang perangkat lunak, pengembang web, spesialis keamanan daring dan sebagainya. Keahlian digital dibutuhkan di semua industri mulai dari transaksi elektronik hingga proses otomasi di pabrik-pabrik.

2. Petugas gudang/pengemudi jasa antar
Sejak karantina bulan Maret, banyak belanja elektronik dilakukan, dan terjadi peningkatan jumlah pekerja di sektor ini.

Raksasa belanja daring Amazon telah membuka 15.000 tenaga penuh waktu dan paruh waktu untuk ditempatkan di gudang serta sebagai pengemudi mereka di seluruh Inggris Raya.

Baca Juga: Ditegur Agar Tidak Mabuk-mabukan, Pemuda di Baleendah Malah Gebukin Anggota Polresta Bandung

3. Supermarket/eceran
Rumah minum dan restoran tutup selama karantina, dan orang-orang makan di rumah. Peningkatan permintaan kebutuhan rumah tangga menciptakan lonjakan di permintaan tenaga kerja. Demikian kata Richard Lim, direktur Retail Economics.

Supermarket merekrut lebih dari 50.000 pekerja selama pandemi, baik untuk posisi temporer maupun yang tetap dan penuh waktu.

4. Supir truk
Pengemudi truk besar sangat dibutuhkan menurut survei. Kebutuhan terjadi mulai dari mengambil barang dari gudang Amazon hingga mengantar ke pelanggan.

Baca Juga: Berdoa Minta Kematian Saat Dilanda Bencana, Ini Hukumnya

Atau juga pada jasa antar khusus yang membutuhkan perpindahan barang dengan kendaraan. Menurut survei ini, orang yang bisa membangun dan memperbaiki kendaraan juga sangat diinginkan oleh perusahaan.

5. Pembersih
Tenaga pembersih rumah tangga terpukul oleh penerapan karantina dan tak bisa mengunjungi rumah klien mereka.

Selain pembersih rumah tangga, sektor bisnis juga mulai mempekerjakan kembali. Sebuah situs layanan pekerjaan Indeed memperlihatkan adanya lowongan 10.000 tenaga pembersih, termasuk di supermarket, restoran, tempat liburan dan sekolah-sekolah.

Baca Juga: Milenial Jangan Loyo, Harus Lebih Produktif di Masa Pandemi Covid-19

Sektor pekerjaan yang terancam

1. Toko eceran nonmakanan
Perusahaan eceran terus mengumumkan pemotongan pegawai sejak bulan Maret tahun ini. Di Inggris, perusahaan besar sudah melakukannya. Seperti Boots, Burberry, Cath Kidston, Clark's, Dixons Carphone, Harrods, John Lewis Partnership, Monsoon, Oasis, Quiz, River Island, TM Lewin, Topshop, Very, Wickes dan Zara.

Minggu ini, Ted Baker dan Marks&Spencer juga ikut berencana menghentikan ratusan karyawan mereka.

2. Rumah minum dan restoran
Salah seorang pengelola rumah minum yang berbicara kepada BBC mengatakan bahwa Covid-19 merupakan isu besar bagi mereka. Selain itu, restoran dan tempat minum juga terpaksa harus menurunkan skala bisnis karena wabah corona ini.

Baca Juga: Ini Dia Keutamaan Puasa Jelang Iduladha, Yuk Puasa Tarwiyah dan Arafah

3. Industri pameran, pertunjukan dan konferensi
Salah satu sektor yang paling terpukul adalah kegiatan seperti pameran, pertunjukan dan konferensi. Kumpul massal seperti ini masih dilarang. Keberadaan perusahaan penyelenggara dan staf mereka terancam akibat pandemi ini.

4. Salon kecantikan
Salon kecantikan akan buka kembali tanggal 1 Agustus tetapi British Beauty Council memperingatkan bahwa karantina telah membuat sektor itu kepayahan. Sektor ini mempekerjakan sekitar 200.000 orang.

Baca Juga: Positif Covid-19 di Dunia Lebih dari 16 Juta Jiwa, AS Catat 56 Ribu Kasus Baru dalam Sehari

5. Penerbangan
Industri perjalanan tersungkur selama pandemi, dengan banyaknya larangan penerbangan internasional. Bahkan ketika penerbangan sudah diperlonggar, beberapa negara termasuk Inggris, memberlakukan karantina bagi orang yang baru masuk dari negara tertentu.

Bulan April, British Airways mengumumkan kemungkinan PHK bagi 12.000 karyawan, dari keseluruhan jumlah 42.000 karyawan. Baik pilot maupun awak kabin akan terpengaruh.

Easyjet merumahkan 1.300 awak kabin dan 727 pilot sementara Virgin Atlantic merumahkan 3.500 staf. Di Indonesia, Lion Air juga melakukan hal yang sama. Masa depan industri ini masih belum jelas.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x