Mesir dan Arab Saudi Sepakat Usir Pasukan Turki dari Wilayah Libya

- 29 Juli 2020, 01:40 WIB
Komandan militer Mesir tengah mengecek pasukan di dekat perbatasan Libya. (Foto: Marsad Egypt)
Komandan militer Mesir tengah mengecek pasukan di dekat perbatasan Libya. (Foto: Marsad Egypt) /

GALAMEDIA - Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan negaranya tidak akan menerima pelanggaran batas apa pun di Sirte dan Al-Jufra di Libya. Mesir akan mempertahankan kepentingan dan keamanan nasionalnya.

Pernyataan ini disampaikan saat konferensi pers gabungan bersama Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud pada Senin (27/7/2020). Pernyataan ini juga sekaligus sindiran bagi Turki yang mendukung pasukan GNA untuk menguasai Sirte.

Ia mengatakan Mesir dan Arab Saudi sudah sepakat untuk melawan setiap intervensi asing di kawasan Libya. Ia mengatakan Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi dan Raja Arab Saudi Salman sudah memerintahkan penguatan kerja sama bilateral antara kedua negara. Hal itu bertujuan untuk keberhasilian masing-masing pihak.

Baca Juga: Pemerintah Alihkan 1,6 Juta ASN Tenaga Administratif Jadi Pengajar dan Penyuluh di Pedesaan

"Perintahnya juga termasuk mengatasi semua isu di dunia Arab, terutama mengembalikan perdamaian dan stabilitas, kami semua bertanggung jawab untuk keamanan dan stabilitas di kawasan Arab dan kami tidak ingin nasib kami hancur oleh ambisi non-Arab," kata Shoukry seperti dilansir dari media Mesir Ahram, Selasa (28/7/2020).

Menteri Arab Saudi mengatakan Kerajaan itu mendukung Deklarasi Kairo di Libya. Menurutnya deklarasi itu penting untuk melindungi Libya dari intervensi asing.

"Kami tetap satu tangan untuk meraih stabilitas dan keamanan di kawasan," katanya.

Ia menegaskan kembali konsensus Arab Saudi dan Mesir dalam isu-isu kawasan. Pertemuan ini bagian dari penguatan kerja sama antara Mesir dan kekuatan kawasan untuk membawa perkembangan yang sedang terjadi di Libya.

Baca Juga: UFC Umumkan Pertarungan Khabib Nurmagomedov Lawan Justin Gaethje Jadi Berlangsung Tahun Ini

Sebelumnya pada bulan ini al-Sisi mengatakan Mesir akan mengirimkan pasukan ke Libya jika pemerintah Libya yang diakui internasional (GNA) mencoba merebut Sirte yang terletak sekitar 900 kilometer dari perbatasan Mesir. GNA didukung Turki sementara Mesir bersama Rusia dan Uni Emirat Arab mendukung pasukan Khalifa Haftar.

Sirte kota strategis yang menjadi gerbang kilang dan pabrik pengolahan minyak Libya. Saat ini kota itu masih dikuasai Haftar. Pada pekan lalu parlemen Mesir meloloskan undang-undang yang membuat pemerintah dapat mengerahkan pasukan dengan alasan membela kepentingan Mesir.

Baca Juga: Bersama Siap Hadapi 'Perang', China-Rusia Sepakat Jalin Kerjasama

Usai dari Mesir, Menteri luar negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan diterima oleh presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune di Aljir pada hari Selasa (28/7/2020). Keduanya membahas krisis yang sedang berlangsung di Libya.

Perjalanan Pangeran Faisal ke Aljazair adalah salah satu dari sejumlah kunjungan ke negara-negara Afrika utara yang ia lakukan, termasuk ke Mesir pada hari Senin dan Tunisia juga pada hari Selasa.

Menteri luar negeri Saudi dan presiden Aljazair membahas hubungan antara kedua negara, situasi di Libya serta masalah regional dan internasional lainnya yang sedang berlangsung, Saudi Press Agency melaporkan.

“Hari ini saya mendapat kehormatan untuk menyampaikan salam dari Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud, dan Yang Mulia Pangeran Mohammad bin Salman bin Abdulaziz, Putra Mahkota, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan - semoga Tuhan melindungi mereka - bagi Yang Mulia Presiden Abdelmajid Taboun dan juga orang-orang Aljazair yang bersaudara,” kata Pangeran Faisal dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan.

"Kami membahas situasi regional dan menemukan konvergensi pandangan antara Kerajaan dan Aljazair, terutama tantangan yang dihadapi kawasan saat ini, yang di garis depan adalah krisis Libya, yang kami bahas secara luas," tambah Pangeran Faisal.

Baca Juga: Tak Ingin Beri Hadiah Donald Trump, Kim Jong-un Nyatakan Korea Utara Jadi Negara Nuklir

Dia mengatakan ada konsensus antara kedua negara mengenai masalah ini dan bahwa solusinya harus yang Libya, dan yang mengarah ke penyelesaian damai yang mengakhiri konflik dan melindungi Libya dari terorisme dan campur tangan eksternal.

Pangeran itu menekankan pentingnya dan sentralitas peran yang bisa dimainkan tetangga Libya dalam membantu negara mencapai solusi.

Kemudian pada hari Selasa, Presiden Tunisia Kais Saied menerima Pangeran Faisal untuk berdiskusi tentang masalah-masalah regional.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x