Kalah Cepat dari Negara Maju, Bill Gates Prediksi Indonesia Baru Bisa Basmi Covid-19 di Tahun 2022

- 11 Agustus 2020, 15:31 WIB
Bill Gates.
Bill Gates. /


GALAMEDIA - Pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan pandemi Covid-19 baru bisa dibasmi pada akhir 2021 untuk negara kaya dan untuk negara miskin dan berkembang, termasuk Indonesia pada tahun 2022.

Gates menyampaikan prediksi itu estimasi ini hanya berlaku bagi penduduk yang hidup di negara maju seperti Amerika Serikat (AS).

Salah seorang terkaya di dunia ini mengatakan kemungkinan pandemi ini akan berpengaruh lebih lama pada negara berkembang.

"Untuk negara yang kaya, kita seharusnya dapat mengakhiri hal ini pada akhir 2021, dan untuk seluruh dunia pada umumnya pada akhir 2022," tuturnya dalam wawancara dengan Wired dikutip Senin 11 Agustus 2020.

Baca Juga: Dipesan Langsung dari Israel, Pengusaha China Rela Rogoh Kocek Rp 22 Miliar demi Masker Impian

Gates mengungkapkan pandemi ini telah menyebabkan ekonomi banyak negara terpuruk. Sehingga, jika prediksinya benar maka membuat ekonomi banyak negara kembali ke beberapa tahun sebelumnya atau mengalami kemunduran.

Sebelumnya, nama Bill Gates sempat heboh lantaran prediksi yang sempat ia lontarkan pada 2015 benar. Saat itu ia menyebut bahwa warga dunia harus mewaspadai virus yang sangat mudah menular.

"Jika ada yang bisa membunuh 10 juta orang dalam beberapa dekade mendatang, itu adalah virus dengan penularan tinggi ketimbang perang," jelas Gates lewat TED Talk, seperti dikutip BGR.

Baca Juga: Masyarakat Adat Budaya Se-Nusantara Minta Keadilan kepada Presiden

"Bukan misil, tapi mikroba...Kita menginvestasikan banyak uang untuk mencegah nuklir. Tapi, kita menginvestasikan sangat sedikit untuk sistem yang akan menghentikan epidemi. Kita tak siap untuk epidemi berikutnya."

Lima tahun kemudian, pada awal 2020, perkataan Gates menjadi kenyataan. Virus corona mulai menyebar ke seluruh dunia dan menjad pandemi.

Amerika Serikat malah menjadi negara dengan angka positif dan angka kematian tertinggi di dunia. Saat ini angka positif di negara itu mencapai lebih dari 5 juta kasus.

Baca Juga: Tak Dapat Bansos Rp 600 Ribu? Tenang, Pemerintah Lagi Siapkan Bantuan Lainnya

Dalam wawancara itu, lagi-lagi Gates mengkritik cara pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengatasi pandemi. Dalam wawancara dengan CNN, Gates mengeluh tingginya angka kasus virus corona di AS akibat kurangnya pengetesan dan pelacakan kontak (contact tracing). Selain itu, beberapa warga juga menolak untuk menggunakan masker.

Sehingga, untuk membendung penularan, vaksin dianggap menjadi satu-satunya harapan.

"Penyakit ini, baik dari data hewan maupun data fase 1, tampaknya sangat dapat dicegah dengan vaksin," jelas Gates, dikutip CNET.

Baca Juga: Balon Wapres AS Ini Pernah Tinggal di Jakarta dan Sekolah di Kawasan Cilandak

Meski FDA akan memberi izin vaksin sebelum akhir tahun, namun Dr Fauci memperkirakan efektivitas vaksin itu hanya 50 persen.

Berbicara soal vaksin, Gates juga skeptis penangkal virus corona SARS-CoV-2 itu bakal segera tersedia untuk semua orang.

Menurutnya, kemungkinan beberapa vaksin yang saat ini tengah dikembangkan bakal tersedia lebih dulu untuk negara maju. Hal ini terjadi karena kendala produksi vaksin dalam jumlah besar.

Baca Juga: Hanya Perlu 30 Menit, Berkat MOF Kini Air Terkontaminasi pun Bisa Diminum

Terkait dengan obat Covid-19, Gates memuji hasil pengobatan menggunakan antivirus remdesivir dan deksametason kortikosteroid. Kemungkinan obat-obatan ini akan tersedia dalam dua hingga tiga bulan lagi.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x