Pertemuan Agus Harimurti Yudhoyono dan Puan Maharani sebagai simbol dan ajakan untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan tidak boleh hanya menjadi peristiwa sekali saja. Pertemuan-pertemuan selanjutnya harus dirancang untuk menjaga suasana damai ini.
Tokoh-tokoh politik lain tidak boleh segan melakukan hal yang sama, meski dengan format yang berbeda, sembari mengingatkan para pendukungnya untuk tidak mudah tergoda oleh kampanye hitam dan fitnah.
Jika sebelumnya ada pertanyaan tentang politik identitas yang salah satunya menggunakan isu agama, pertemuan intens seluruh aktor politik bisa mengubah kekhawatiran tersebut menjadi semacam hujan di tengah kemarau. Semuanya akan menjadi dingin dan melarutkan emosi negatif atas perbedaan dukungan terhadap para kandidat.
Sebagai pesta demokrasi, Pemilu 2024 harus benar-benar menjadi ajang kegembiraan bagi semua pihak, layaknya pertandingan olahraga yang hanya dipertandingkan di lapangan atau di dalam stadion untuk meraih kemenangan, sementara di luar stadion tidak boleh ada kerenggangan persaudaraan.
Siapapun yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, kita tetaplah satu Indonesia. Kita tetap bersaudara. ***