Krisis Laut China Selatan: China Adakan Pembicaraan Rahasia Soal Aktivitas Militer 'Berisiko Tinggi'

- 24 Agustus 2020, 16:43 WIB
Pulau Paracel di Laut China Selatan. (Getty Images)
Pulau Paracel di Laut China Selatan. (Getty Images) /

GALAMEDIA - China telah menyuarakan keprihatinannya atas ketegangan di Laut China Selatan dan telah menyerukan negosiasi dengan negara-negara Asia lainnya untuk meredakan situasi, menurut analis.

Awal bulan ini, pejabat China mengadakan pertemuan dengan 10 negara lain dari Asia Tenggara untuk mengungkapkan kekhawatiran Beijing tentang aktivitas militer "berisiko tinggi" di daerah tersebut.

Para pejabat menyebut "negara non-regional" sebagai perhatian utama - yang menurut para analis adalah rujukan ke AS, menurut South China Morning Post (SCMP) dikutip express.co.uk Senin 24 Agustus 2020.

Baca Juga: Oleh-oleh dari China dan Uni Emirat Arab, Menlu Retno Marsudi Boyong Ratusan Juta Vaksin

Berbicara dengan anggota ASEAN - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara - pejabat itu mengatakan kode etik untuk wilayah Laut China Selatan harus segera dibuat untuk menunjukkan "kemajuan".

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, “Sengketa Laut China harus diselesaikan melalui hukum internasional."

MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo.*
MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo.* ANDREW CABALLERO-REYNOLDS AFP/File


"Laut China Selatan bukanlah kerajaan maritim China. Jika Beijing melanggar hukum internasional dan negara-negara bebas tidak melakukan apa-apa, sejarah menunjukkan PKC hanya akan mengambil lebih banyak wilayah."

Pompeo juga menyebut, "klaim atas sumber daya lepas pantai" China di Laut China Selatan sebagai "sepenuhnya melanggar hukum".

Baca Juga: Ngaku Sudah Bicara dengan Presiden Jokowi, Giring Nidji Ngotot Nyapres di Tahun 2024

AS juga tampaknya mengungkapkan apa yang disebut sebagai "pelecehan" oleh China terhadap sejumlah negara lain di kawasan Laut China Selatan.

Dicontohkan soal kasus Filipina. Ia juga mengatakan AS menolak klaim apa pun oleh China di perairan sekitar Brunei dan wilayah lain seperti Vietnam.

Belum jelas apa yang dihasilkan dari upaya China untuk melakukan diplomasi dengan wilayah lain di Laut China Selatan.

Namun, para diplomat mengatakan China tampaknya lebih bersedia untuk menyelesaikan masalah Laut China Selatan belakangan ini.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Mentok, Presiden Jokowi Beri Tugas Berat Untuk Luhut Binsar Panjaitan

SCMP menambahkan kemajuan pada 'kode' Laut China Selatan antara China dan negara-negara ASEAN akan selesai pada tahun 2021, meskipun sedikit kemajuan telah dibuat sejak KTT 2019.

Dipahami bahwa pandemi virus corona telah menjadi salah satu penyebab penundaan. Pertemuan telah dijadwalkan pada Februari dan Mei sebelum wabah virus.

Pang Zhongying, dekan Institute for Ocean Development di Ocean University of China, mengatakan negosiasi untuk perjanjian Laut China Selatan menjadi "lebih rumit dan sulit" bagi China karena sebagian karena keterlibatan AS.

Baca Juga: Mulai Hari Ini BLT Rp 600 Ribu Untuk Pegawai Bergaji di Bawah Rp 5 Juta Sudah Bisa Disalurkan

Sementara itu, AP melaporkan bahwa China sedang mengadakan latihan militer Laut China Selatan setelah pertemuan ASEAN. Menurut Administrasi Keselamatan Maritim, latihan akan berlangsung dari 24 - 30 Agustus 2020.

Latihan militer China di Laut China Selatan bulan lalu melibatkan pembom dan pesawat lain.

Foto satelit menunjukkan kapal selam memasuki gua misterius di Pulau Hainan. (Foto:  Planet Labs)
Foto satelit menunjukkan kapal selam memasuki gua misterius di Pulau Hainan. (Foto: Planet Labs)


Dan foto satelit yang diambil pekan lalu menunjukkan kapal selam nuklir China keluar dari pangkalan rahasia bawah tanah di Pulau Hainan. Pulau Hainan adalah daratan di lepas pantai selatan Cina dan lokasi pangkalan angkatan laut.

Analis mengatakan foto-foto itu tampaknya menunjukkan kapal selam ditarik keluar dari terowongan tersembunyi oleh kapal tunda.

Kapten USN Christopher Carlson mengatakan mengharapkan kapal selam keluar dari terowongan sendiri akan "menimbulkan masalah" karena kemampuan manuver mereka yang buruk.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x