Network
Faktor pertama karena adanya penurunan permintaan pasar. Kemudian, nilai tukar rupiah menjadi faktor kedua. Pasalnya, laporan keuangan secara fundamental di Pertamina merujuk pada pembukuan dengan nilai mata uang dolar Amerika Serikat
Baca Juga: Tembak Mati 51 Muslim di Dua Masjid, Brenton Tarrant Divonis Seumur Hidup
"Yang ketiga ini terkait dengan crude. Dengan melemahnya crude price di second quarter menyentuh angka 19 sampai 20 dolar AS perbarel," kata Emma, Rabu, 26 Agustus 2020.
"Dibandingkan posisi Desember 2019 63 dolar AS perbarel kita sangat terdampak sekali pada margin hulu. Padahal margin hulu penyumbang atau kontributor ebitda terbesar 80 persen," sambung dia.***
