Saudi Enggan Pengaruhi Harga Minyak Sebagai Tekanan untuk Gencatan Senjata di Jalur Gaza, Krisis Makin Parah

- 8 November 2023, 14:50 WIB
Menteri Investasi Saudi, Khalid bin Abdulaziz Al-Falih.
Menteri Investasi Saudi, Khalid bin Abdulaziz Al-Falih. /Reuters/

GALAMEDIANEWS - Menteri Investasi Saudi, Khalid bin Abdulaziz Al-Falih, dengan tegas menyatakan bahwa Arab Saudi tidak memiliki rencana segera untuk memanfaatkan pengaruhnya terhadap harga minyak dunia sebagai taktik tekanan untuk mencapai gencatan senjata untuk Israel di Jalur Gaza Palestina. Al-Falih menekankan bahwa fokus Arab Saudi adalah mempromosikan perdamaian melalui sarana diplomasi daripada memanfaatkan pengaruh ekonomi.

Selama wawancara dengan Bloomberg, menteri Saudi tersebut menyatakan, "Tindakan seperti itu saat ini tidak masuk dalam agenda. Arab Saudi berusaha mencapai perdamaian melalui perundingan perdamaian." Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen Kerajaan ini dalam mencari solusi perdamaian untuk konflik di wilayah tersebut.

Selain itu, Al-Falih mengungkapkan bahwa Riyadh berencana untuk mengadakan konferensi puncak dalam waktu dekat, dengan partisipasi negara-negara Afrika. Konferensi-konferensi ini bertujuan untuk menjelajahi dan mendiskusikan jalur-jalur yang layak untuk mencapai solusi perdamaian terhadap konflik berkelanjutan di Timur Tengah. Upaya Arab Saudi menunjukkan dedikasinya terhadap stabilitas regional dan pengejaran solusi diplomatis di wilayah yang rawan.

Baca Juga: Saudi Arabia Resmi Mengajukan Penawaran untuk Tuan Rumah Piala Dunia 2034

Sikap ini oleh Arab Saudi menekankan pentingnya diplomasi dan negosiasi damai dalam menyelesaikan konflik, terutama di wilayah Timur Tengah yang bergejolak. Komitmen Kerajaan ini dalam mengejar perundingan perdamaian sebagai sarana untuk mencapai stabilitas merupakan langkah positif menuju de-eskalasi ketegangan dan promosi harmoni regional.

Tidak hanya itu, juru bicara Kementerian Dalam Negeri di Gaza, Iyad Al-Bozm, telah mengungkapkan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah gubernur Gaza dan Gaza Utara. Sekitar 900.000 warga terjebak di wilayah ini yang dilanda konflik, menghadapi sejumlah tantangan yang mengancam kehidupan dan kesejahteraan mereka.

Tutupnya Operasi Pabrik Roti

Salah satu pengungkapan paling mengkhawatirkan adalah berhentinya operasi di semua pabrik roti di wilayah gubernur Gaza dan Gaza Utara. Pabrik roti, yang sangat penting untuk penyediaan makanan, telah berhenti beroperasi karena sejumlah faktor, termasuk menjadi sasaran pendudukan Israel dan kelangkaan bahan bakar dan tepung yang parah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kekurangan pangan yang berpotensi mengakibatkan bencana yang mengancam nyawa hampir satu juta warga Palestina.

Baca Juga: Musuh Mohammed bin Salman Dihukum Ringan, 10 Hakim Kerajaan Arab Saudi Terancam Hukuman Mati

Halaman:

Editor: Dicky Aditya

Sumber: RTArabic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x