Respon Hamas Terhadap Rencana Israel untuk Keamanan Jalur Gaza Jangka Panjang yang Ditolak Mentah oleh AS

- 8 November 2023, 14:13 WIB
Kondisi terkini sejak perang Israel-Hamas Meletus delapan hari lalu: Lebih dari 3.000 orang tewas dan 11 ribu lainnya terluka.
Kondisi terkini sejak perang Israel-Hamas Meletus delapan hari lalu: Lebih dari 3.000 orang tewas dan 11 ribu lainnya terluka. /REUTERS/Mohammed Salem/



GALAMEDIANEWS - Dalam perkembangan terbaru, Gedung Putih telah mengeluarkan peringatan keras kepada Israel terkait penjajahan Jalur Palestina Gaza setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengusulkan peran keamanan yang diperpanjang di wilayah tersebut "untuk jangka waktu yang tidak ditentukan" setelah perang Israel pejuang Hamas yang sedang berlangsung berakhir. Presiden Joe Biden telah menyatakan keberatannya terhadap penjajahan Gaza oleh pasukan Israel, mengulangi sikap sebelumnya bahwa langkah tersebut akan menjadi "kesalahan besar."

Pernyataan Netanyahu, yang dibuat selama wawancara dengan ABC News, menunjukkan bahwa Israel perlu mengawasi keamanan Gaza untuk mencegah serangan di masa depan setelah konflik berakhir. Namun, ia tidak menjelaskan siapa yang harus mengatur wilayah ini setelah Hamas, otoritas yang berkuasa saat ini, tidak lagi berkuasa. Netanyahu mengusulkan bahwa Israel akan memiliki "tanggung jawab keamanan secara keseluruhan" di Gaza secara tak terbatas.

Baca Juga: Israel Sebut Gaza Terkepung, Terowongan Bawah Tanah HAMAS Siap Dihancurkan

John Kirby, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, menekankan bahwa diskusi aktif sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan Israel mengenai skenario pasca-konflik di Gaza. Kirby mencatat, "Perlu ada sejumlah pembicaraan yang sehat tentang bagaimana Gaza pasca-konflik akan terlihat dan bagaimana tata kelola akan berjalan." Pemerintah AS bertekad memastikan bahwa tata kelola di Gaza di masa depan tidak akan menyerupai situasi sebelum konflik pada 6 Oktober.

Amerika Serikat telah menunjukkan dukungan yang teguh terhadap Israel sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober, yang dipicu oleh serangan teroris Hamas, yang menewaskan lebih dari 1.400 jiwa menurut otoritas Israel. Presiden Biden tetap kukuh bahwa tata kelola pasca-konflik di Gaza tidak boleh melibatkan Hamas, sebuah kelompok yang diakui baik oleh Amerika Serikat maupun Uni Eropa sebagai kelompok teroris.

Meskipun tetap mendukung Israel, AS semakin seimbang dalam komitmennya terhadap Israel dengan seruan perlindungan bagi warga sipil Palestina dan advokasi untuk "jeda kemanusiaan" dalam konflik yang berkelanjutan. Seiring krisis kemanusiaan yang dalam di Gaza, posisi Gedung Putih terhadap penjajah Israel tetap teguh.

Perang Israel-Hamas, yang dimulai dengan serangan militer Israel sebagai respons terhadap serangan teroris, telah mengakibatkan kerugian yang signifikan, dengan otoritas kesehatan Palestina melaporkan setidaknya 10.328 kematian, termasuk 4.237 anak-anak. Konflik ini telah menciptakan kebutuhan mendesak akan gencatan senjata, tetapi baik Israel maupun Hamas telah menolak tekanan internasional untuk menghentikan pertempuran.

Pasukan Israel telah melakukan operasi darat di Gaza, membagi wilayah tersebut dan mengelilingi Kota Gaza. Situasi ini telah memaksa ratusan ribu warga Palestina untuk pindah ke bagian selatan Gaza untuk menghindari jalan serangan darat. Namun, banyak individu tetap terjebak, tidak dapat melarikan diri karena kontrol Israel atas rute-rute utama.

Selain kampanye militer, Israel telah memberlakukan pengepungan di Gaza, menyebabkan kekurangan makanan, air, listrik, dan bahan bakar yang parah bagi penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari 2,3 juta orang. Bantuan terbatas yang telah masuk ke Gaza melalui perlintasan Rafah dengan Mesir tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang mendesak.

Baca Juga: Krisis Kemanusiaan di Jalur Gaza: Lebih dari Sebulan Tanpa Air, Makanan, dan Perawatan Kesehatan

Respon Pejuang Hamas

Menanggapi pernyataan koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk komunikasi strategis di Gedung Putih, John Kirby, juru bicara Hamas Hazem Qassem berkata, “Kirby berbicara dengan ceroboh dan konyol tentang diskusinya tentang apa yang terjadi setelah kekuasaan Hamas di Gaza, dan kami menegaskan bahwa Hamas adalah ekspresi sejati aspirasi rakyat Palestina terhadap kebebasan dan kemerdekaan.” Dan merampas haknya untuk hidup bermartabat di tanahnya.”

Qassem menambahkan, “Hamas memiliki akar yang kuat dalam seluruh situasi Palestina. Baik Kirby maupun Amerika Serikat tidak dapat memaksakan pilihan mereka pada rakyat Palestina. Rakyat kami bebas dan berjuang demi kebebasan dan kemauan mereka.

Dalam perkembangan yang mengkhawatirkan, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) melaporkan bahwa konvoi kemanusiaan yang membawa persediaan medis ke Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza mengalami serangan, dengan pengemudi mengalami luka ringan. ICRC tidak mengidentifikasi sumber serangan tersebut.

Situasi tetap sangat sulit di Gaza ketika Israel melanjutkan operasi militer, menimbulkan kekhawatiran tentang kesejahteraan penduduk sipil dan kebutuhan mendesak untuk penyelesaian konflik yang berkelanjutan.***

Editor: Ryan Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x