GALAMEDIANEWS - Jet tempur F-35 tertinggal dibandingkan jet tempur Tiongkok dan Rusia dalam hal efektivitas meskipun biayanya melonjak ke tingkat selangit, sehingga memaksa AS untuk melakukan lebih banyak perang untuk membenarkan investasi tersebut, kata para ahli kepada Sputnik.
Awal pekan ini, Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS (GAO) dalam audit yang disponsori oleh Kongres mengatakan biaya program F-35 senilai $1,7 triliun terus melonjak di luar kendali, meningkat lagi sebesar $44 miliar 17 tahun setelah pertama kali terbang dan delapan tahun setelah program tersebut berlangsung. Pesawat tersebut terus diganggu oleh masalah peningkatan teknologi termasuk perangkat lunak elektronik kokpit, kata Pentagon.
“Harga pesawat ini, yang terus meningkat dan sulit untuk dibenarkan secara finansial, adalah contoh menakjubkan dari apa yang telah dilakukan oleh industri pertahanan korporat dalam dominasinya di Kongres dan Cabang Eksekutif,” mantan analis Pentagon dan pensiunan Letnan Kolonel Angkatan Udara AS Karen Kwiatkowski mengatakan kepada Sputnik seperti dikutip Galamedianews, Sabtu, 16 Desember 2023.
“Perang baru di mana pun di dunia berarti kontrak baru dan berjangka panjang, serta menyediakan lapangan kerja bergaji tinggi bagi sebagian kecil negara.”
Akibatnya, mantan analis Pentagon ini mengatakan, lembaga politik AS berusaha untuk mengobarkan konflik tanpa mempedulikan kepentingan terbaik Amerika Serikat.
Kwiatkowski mengatakan F-35 dirancang untuk memberikan “gaji yang berkelanjutan dan terus bertambah” kepada kontraktor pertahanan yang melakukan perbaikan ekstensif seumur hidup pada pesawat tersebut.
Baca Juga: Membandel Desakan AS, Jet Tempur Israel Serang Rumah Warga Hingga Tewaskan Puluhan Warga Palestina
“Satu pesawat, semua misi, dan jaminan keuntungan. Ketika kemampuan tempur udara AS yang lebih tua dan lebih tangguh dipensiunkan dan dialihkan ke F-35, seluruh dunia mungkin akan tertawa daripada gemetar,” dia dikatakan.
Tetap Kalah dari China dan Rusia