Buntut Aksi Boikot, Starbucks dan McDonal's di Malaysia di Ambang Kebangkrutan dan PHK

- 3 Maret 2024, 14:25 WIB
Restauran cepat saji McDonald's di Malaysia terus merugi dan diambang PHK setelah dilakukan pemboikotan oleh masyarakat sejak Israel terus menyerang Palestina.
Restauran cepat saji McDonald's di Malaysia terus merugi dan diambang PHK setelah dilakukan pemboikotan oleh masyarakat sejak Israel terus menyerang Palestina. /GALAMEDIANEWS/heriyanto/

GALAMEDIANEWS –Aksi boikot barang produk barat pendukung Israel di Malaysia terus berlangsung. Kedai kopi asal AS, Starbucks mengalami penurunan pendapatan hingga 40 persen dan waralaba cepat saji McDonald’s selain mengalami kerugian juga diambang PHK.

Kedai kopi Starbucks tidak termasuk dalam daftar gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi cabang Malaysia, yang terus digelorakan untuk menghentikan aksi Israel terhadap Palestina. BDS Malaysia menyerukan tekanan ekonomi dan perdagangan untuk menentang Israel menyebarkan konten terkait boikot terhadap perusahaan Burger King, Puma, Airbnb, dan McDonald’s.

Dilansir dari laman Arab News, Minggu 3 Maret2024, merek-merek terkemuka di Malaysia yang dituduh memiliki hubungan dengan Israel mengalami penurunan pendapatan di tengah boikot lokal terhadap barang-barang mereka.  Sejak pecahnya serangan Maret 2023, banyak warga Malaysia mendukung penolakan yang semakin meningkat untuk membeli produk dari perusahaan-perusahaan Barat yang mereka katakan membantu Israel atau memfasilitasi invasi mereka ke Gaza.

Baca Juga: Tetap Boikot ! Inilah Daftar Produk Kurma yang Tidak Teraffiliasi Israel

Kedai kopi asal AS, Starbucks, dan perusahaan induknya di Malaysia, Berjaya Foods, menyalahkan penurunan pendapatan sebesar hampir 40 persen sebagai akibat dari boikot tersebut. Pada laporan pertengahan Februari di bursa Malaysia, perusahaan melaporkan pendapatan sebesar 182,55 juta ringgit atau setara $38,47 juta.

Untuk kuartal kedua yang berakhir pada 31 Desember, turun dari 295,32 juta ringgit ($62,23 juta) untuk periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, dalam postingan Instagram seminggu kemudian, Starbucks Malaysia mengatakan bahwa boikot tersebut telah menyebabkan “tindakan kekerasan dan vandalisme” di sekitar 400 tokonya yang menyebabkan beberapa stafnya diserang. Namun, pernyataan tersebut tidak memberikan contoh atau bukti apa pun.

Minggu ini, jaringan tersebut mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki toko di Israel dan tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah atau tentara Israel.

Baca Juga: PKS Kota Cimahi Bela Palestina, Boikot Produk Pro Israel Sesuai Fatwa MUI 

“Meskipun pernyataan palsu menyebar melalui media sosial, kami tidak memiliki agenda politik. Kami tidak menggunakan keuntungan kami untuk mendanai operasi pemerintah atau militer di mana pun – dan tidak akan pernah melakukannya,” kata perusahaan itu.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x