Tak Mau Kembali ke Zaman Orba, Relawan Jokowi Kritik Keras Penangkapan Petinggi KAMI

- 16 Oktober 2020, 07:48 WIB
Ketua Relawan Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer (kanan) akrab bersama petinggi KAMI, Syahganda Nainggolan.
Ketua Relawan Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer (kanan) akrab bersama petinggi KAMI, Syahganda Nainggolan. /Twitter @Immanuelebenez3/

GALAMEDIA - Aksi penangkapan aparat kepolisian ke sejumlah petinggi Koalisi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mendapat kritikan keras relawan Jokowi. Khawatir kembali seperti di zaman orde baru.

Ketua Relawan Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer menyatakan, mendukung tindakan kepolisian dalam menegakan Hukum tapi menolak penangkapan atas dasar perdekatan keamanan.

"Kita tidak mau kembali ke zaman Orba," ujar pria yang akrab disapa Noel ini, Kamis, 15 Oktober 2020.

“Kami sesalkan penangkapan para aktivis yang pro demokrasi, yakni Jumhur Hidayat dan Syahganda Nainggolan oleh aparat kepolisian,” katanya.

Noel menyatakan dukungannya terhadap langkah aparat kepolisian dalam menangkap para pelaku kerusuhan saat demonstrasi penolakan terhadap disahkannya Undang Undang Cipta Kerja.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Sindir Mahfud MD, Baru 2 Bulan KAMI Sudah Mampu Kerahkan Jutaan Orang

Baca Juga: Sebut KAMI Jadi Aktor Intelektual Demo Rusuh, Mahfud MD: Penangkapan Bakal Terus Berlanjut

Baca Juga: Petinggi KAMI Ditahan Polisi, Fahri Hamzah Tampar Gerindra: Saatnya Menhan Bertindak!!!

Untuk itu, perlu diusut tuntas siapa orang yang diduga mendalangi kerusuhan tersebut.

“Jokowi Mania mendukung sikap tegas kepolisian dalam menindak perusuh yang merusak dan mengganggu ketertiban umum. Tapi ungkap juga dong sumber dananya, dari mana itu berasal dan siapa aktor intelektualnya. Kalau itu terjadi, baru jempol,” ujarnya.

Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi. Biro Pers Seketariat Presiden

Noel meminta agar Presiden Joko Widodo bisa bertemu dan berdiskusi dengan kalangan aktivis mahasiswa, buruh, dan aktivis pro demokrasi terutama untuk membahas Undang Undang Cipta Kerja. Sebab, Jokowi harus dengar suara rakyat di akar rumput.

“Apalagi, Pak Jokowi juga minta para aktivis 98 untuk mengkritisi kebijakannya agar benar-benar pro rakyat. UU Omnibus Law ini baik untuk semua rakyat, tapi memang ada beberapa pasal yang perlu dikritisi supaya bisa mengakomodir semua kelompok. Kalau UU ini bisa mengakomodir untuk semua, pastinya baik untuk investasi,” kata dia.

Pengunjuk rasa terlibat bentrokan dengan polisi saat demo menolak UU Cipta Kerja di Medan, Kamis 8 Oktober 2020. Unjuk rasa dari elemen mahasiswa dan pelajar tersebut berakhir bentrok yang menyebabkan Gedung Dewan rusak
Pengunjuk rasa terlibat bentrokan dengan polisi saat demo menolak UU Cipta Kerja di Medan, Kamis 8 Oktober 2020. Unjuk rasa dari elemen mahasiswa dan pelajar tersebut berakhir bentrok yang menyebabkan Gedung Dewan rusak

Aksi unjuk rasa terjadi di sejumlah daerah karena menolak disahkannya UU Cipta Kerja melalui rapat paripurna di Gedung DPR pada Senin, 5 Oktober 2020. Bahkan, demo berakhir ricuh di sejumlah daerah termasuk Ibu Kota Jakarta.

Dalam demo rusuh itu, ada banyak yang diamankan oleh aparat kepolisian termasuk anggota KAMI di Medan, Sumatera Utara.

Namun, penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim juga menangkap petinggi KAMI yakni Jumhur Hidayat dan Syahganda Nainggolan atas tuduhan pelanggaran UU ITE.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x