La Nina Mengintai dan Bisa Tingkatkan Angka Bencana Alam, Kota Bandung Siapkan Kelurahan Siaga

- 16 Oktober 2020, 18:30 WIB
Ilustrasi La Nina.
Ilustrasi La Nina. /pixabay/ dexmac

GALAMEDIA - Meningkatnya intensitas curah hujan di penghujung tahun 2020 sebagai dampak iklim La Nina disebut akan mempengaruhi tingginya tingkat kebencanaan.

Pemkot Bandung melalui Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) mengklaim telah melakukah sejumlah persiapan. Salah satunya yakni membentuk kelurahan siaga bencana.

"Dalam mengantisipasi hal tersebut, maka kami membentuk satuan relawan melalui kelurahan siaga bencana. Rata-rata ada lima orang di setiap kelurahan," kata Kabid Penanggulangan Bencana Diskar PB Kota Bandung, Dian Rudianto di kantornya, Jumat 16 Oktober 2020.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Sebut Vaksin Covid-19 yang Tak Berlabel Halal Bisa Digunakan, Asalkan...

Walau demikian, dari 151 kelurahan di Kota Bandung, belum semua wilayah sudah membentuk kelurahan siaga bencana dan memiliki relawannya masing-masing.

Oleh karena itu, pihaknya membutuhkan tambahan tenaga rescue dilapangan, selain melibatkan para relawan kelurahan siaga bencana.

Namun jika diperlukan, pihaknya juga menerjunkan tim personel fire fighter di mako pusat dan UPT, bila terjadi suatu bencana.

Menurutnya Diskar PB Kota Bandung memiliki beberapa tim rescue atau penyelamatan dengan kemampuan personel yang mumpuni untuk melakukan proses evakuasi korban, baik di ketinggian bangunan maupun kedalaman air.

Baca Juga: Soal Nama Provinsi Jawa Barat Diganti Jadi Provinsi Sunda, Ini Penilaian Legislator

"Kota Bandung belum ada BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) seperti di daerah lainnya dan hanya dilaksanakan oleh setingkat bidang. Sehingga kalau ditanya berapa total personel lapangan, perlu kami akui jumlahnya sangat kurang, hanya sekitar 15 orang," tuturnya.

"Pasukan ini bertugas mulai dari penerimaan informasi, assesmen lokasi, pendataan korban, dan lain sebagainya," tuturnya.

Dian menuturkan, terkait kesiapsiagaan pelaksanaan bencana, pihaknya juga telah mempersiapkan sejumlah sarana penanggulangan bencana.

Mulai dari peralatan evakuasi yang meliputi pelampung, perahu karet, genset, tabung oksigen, peralatan selam, hingga kantung jenazah.

Baca Juga: Qatar Jadi Tuan Rumah Final Liga Champions Asia

Termasuk kendaraan operasional mobilitas roda dua untuk menjangkau titik lokasi yang sulit diakses oleh kendaraan roda empat.

"Peralatan tersebut telah dipersiapkan sedini mungkin, agar saat waktunya diperlukan, tidak terjadi kendala apapun dalam proses penanggulangan bencana," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan penyuluhan dan pelatihan dalam tahapan pra bencana, seperti dalam antisipasi saat terjadinya kebakaran, banjir, dan musibah lainnya.

Seperti bagaimana cara evakuasi yang benar, termasuk kemampuan menggunakan alat proteksi saat terjadinya bencana.

Baca Juga: Project Big Picture MU dan Liverpool Ditolak Mentah-mentah, Wenger: Tidak Punya Nyali Mengakuinya

"Sehingga mereka tidak selalu harus menunggu atau hanya bergantung pada datangnya petugas, karena mampu ditanggulangi sedini mungkin sebelum bertambah parah," tambahnya.

Berdasarkan data Diskar PB Kota Bandung, sepanjang tahun 2020 mulai bulan Januari-Juni, musibah banjir yang melanda sejumlah titik Kota Bandung mencapai angka sebelas kali.

Jumlah tersebut, lebih banyak dibandingkan kondisi waktu yang sama pada tahun sebelumnya (2019) yakni hanya sebanyak sembilan kali, dan di tahun 2018 yang tercatat hanya tiga kali kejadian.

Sedangkan untuk musibah longsor, hingga Juni 2020 tercatat terjadi sebanyak 18 kali, sedangkan bencana serupa di tahun 2019, hanya terjadi sebanyak enam kali.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah