Penelitian Terbaru, Masker Kain Terbukti Efektif Cegah Penyebaran Virus Corona

- 30 Oktober 2020, 15:00 WIB
Ketua TP-PKK Provinsi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil membagikan masker ke rumah warga di kawasan RW 02 Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, dalam rangka Gerakan Bersama Pakai Masker (Gebrak Masker), Selasa, 18 Agustus 2020. (Foto: Pipin/Humas Jabar)
Ketua TP-PKK Provinsi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil membagikan masker ke rumah warga di kawasan RW 02 Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, dalam rangka Gerakan Bersama Pakai Masker (Gebrak Masker), Selasa, 18 Agustus 2020. (Foto: Pipin/Humas Jabar) /

GALAMEDIA - Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Universitas Cambridge dan Universitas Northwestern menyebutkan, masker kain terbukti efektif dalam mencegah penyebaran virus corona, demikian dilansir Independent.

Para peneliti mengungkap, sebagian besar kain yang biasa digunakan untuk masker wajah non-klinis efektif dalam menyaring partikel ultrafine yang mungkin mengandung virus seperti SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

Baca Juga: Ada Siswa Bunuh Diri Karena Tugas PJJ Menumpuk, Ini yang Harus Dilakukan Kemendibud

Untuk penelitian tersebut, para peneliti menguji semua sampel mulai dari kaos dan kaus kaki hingga jeans dan tas vakum untuk mengungkap jenis bahan masker mana yang paling efektif dalam menyaring partikel dengan kecepatan tinggi, yang mencerminkan bagaimana mereka bekerja jika seseorang batuk atau bernapas dengan berat saat menggunakan masker.

Mereka juga memeriksa efektivitas N95 dan masker bedah, yang lebih umum dipakai oleh profesional perawatan kesehatan.

Masker N95 terbukti sangat efektif, namun kantong vakum HEPA yang dapat digunakan kembali sebenarnya melebihi kinerja N95 dalam beberapa pengujian.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Pemda Jabar Lakukan Pengetesan di Sejumlah Destinasi dan Pintu Masuk

Saat melihat masker kain buatan sendiri, peneliti menemukan bahwa secara umum, masker yang dibuat dari beberapa lapisan kain paling efektif. Selain itu, menggabungkan interfacing atau teknik yang digunakan untuk menguatkan kerah, ternyata lebih efektif meskipun lebih sulit untuk bernapas.

Para peneliti juga menguji seberapa efektif masker kain saat lembap dan setelah dicuci. Mereka menemukan bahwa masker kain bekerja dengan baik saat lembab dan juga bekerja dengan cukup baik setelah satu siklus pencucian.

Penulis utama penelitian, Eugenia O'Kelly mengatakan masker kain telah menjadi kebutuhan baru bagi banyak orang sejak awal pandemi COVID-19, terlebih saat persediaan masker N95 dan masker medis lain persediaannya terbatas sehingga mulai banyak yang membuat masker sendiri.

Baca Juga: Sangat Elegan Meski Bermasker, Demi Kaisar Meiji Ratu Jepang Masako Rela Tinggalkan Istana

"Sebagai seorang insinyur, saya ingin mempelajari lebih lanjut tentang mereka, seberapa baik bahan yang berbeda bekerja dalam kondisi yang berbeda, dan apa yang membuat kesesuaian yang paling efektif," kata O'Kelly.

O'Kelly mengatakan bahwa bahan denim cukup efektif dalam memblokir partikel virus tetapi sulit untuk bernapas.

"Jadi, mungkin bukan ide yang baik untuk membuat masker dari celana jeans la ma. Masker N95 jauh lebih mudah dihirup daripada kombinasi kain apa pun dengan tingkat filtrasi yang serupa," ujar O'Kelly.

Baca Juga: Sangat Elegan Meski Bermasker, Demi Kaisar Meiji Ratu Jepang Masako Rela Tinggalkan Istana

O'Kelly juga mengatakan masker kain semakin populer digunakan oleh masyarakat, namun menemukan bahan yang tepat seperti keseimbangan antara efektif dan nyaman untuk bernapas masih menjadi masalah.

"Kami ingin bahan tersebut efektif dalam menyaring partikel, tetapi kami juga perlu mengetahui bahwa bahan tersebut tidak membuat pengguna berisiko menghirup serat yang bisa berbahaya," ujar O'Kelly.

Baca Juga: Ini Pesan Verrell Bramasta bersama Havaianas untuk Seluruh Pemuda Indonesia

"Kami telah menunjukkan bahwa dalam situasi darurat di mana masker N95 tidak tersedia, seperti pada hari-hari awal pandemi ini, masker kain secara mengejutkan efektif dalam menyaring partikel yang mungkin mengandung virus, bahkan pada kecepatan tinggi," kata O'Kelly melanjutkan.

 

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x