Amphetamin Jadi Barang Bukti Penangkapan Ridho Rhoma, Meski Ada Gunanya Namun Efek Sampingnya Berbahaya

- 7 Februari 2021, 22:44 WIB
Ilustrasi amfetamin
Ilustrasi amfetamin /

GALAMEDIA – Ridho Rhoma, putra dari raja dangdut Rhoma Irama kembali ditangkap pihak kepolisian terkait penyalahgunaan narkoba.

Penangkapan dilakukan, setelah polisi berhasil menyita amphetamin di dalam mobil Ridho.

Hasil tes urine Ridho, menunjukan bahwa dirinya terdeteksi positif mengandung senyawa tersebut.

Baca Juga: Ridho Rhoma Ditangkap Lagi Karena Narkoba, Penelitian Ungkap Alasan Seseorang Bisa Kembali Terjerumus

Amphetamin sendiri merupakan obat antidepresan yang dulunya benar-benar merupakan buatan luar negeri.

Namun setelah melalui berbagai riset dan mendapatkan izin dari lembaga-lembaga terkait, kini amphetamin pun diproduksi di Indonesia dengan penggunaan di bawah pengawasan dokter.

Sebenarnya amphetamin ada kegunaannya. Namun itu pun harus dalam pengawasan dokter.

Baca Juga: Jaksa Tuntut 4 Tahun Penjara, Pinangki Sirna Malasari Bakal Divonis 20 Tahun?

Berikut kegunaan Amphetamin seperti dirangkum Galamedia dari berbagai sumber:

1. Obat Gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Amphetamin merupakan stimulan sistem saraf pusat yang sering digunakan untuk mengobati penderita ADHD pada anak-anak, yang umumnya memiliki gejala seperti hiperaktif, mudah marah, ketidakstabilan mood, kesulitan perhatian, dan perilaku impulsif.

Baca Juga: Untuk Pemula, Ini 5 Aplikasi Desain Grafis Online Gratis Terbaik 2021

Dalam tubuh penderita ADHD, amphetamin bekerja mengaktifkan reseptor pada otak dan meningkatkan produksi senyawa dopamin yang bertanggung jawab menciptakan perasaan bahagia, meningkatkan konsentrasi, serta memberikan energi.

2. Mengobati Narkolepsi

Amphetamin beserta obat yang menjadi turunannnya, telah banyak digunakan sebelumnya narkolepsi, yaitu rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan kadang disertai serangan tidur yang mendadak.

Baca Juga: Alhamdulillah, Bupati dan Wabup Pangandaran Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Narkolepsi umumnya ditandai dengan gejala seperti rasa kantuk berlebih di siang hari (excessive daytime sleepiness/EDS) serta katapleks (melemahnya otot secara mendadak), yang menyebabkan pingsan dan kemungkinan jatuh.

3. Obesitas

Amphetamin sempat digunakan untuk mengobati kelebihan berat badan atau obesitas pada taun 1930-an dengan nama dagang Benzedrine.

Baca Juga: Ngaku Tak Takut Todongan Senjata, Moeldoko Ungkap Hal yang Membuat Nyalinya Ciut

Kala itu, amphetamin dianggap mampu mengurangi nafsu makan. Namun karena efek samping obat potensinya membuat kecanduan, serta banyaknya penyalahgunaan, obat ini tidak disukai.

Seperti obat-obatan lainnya, penggunaan amphetamin tentu dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh. Efek samping yang dialami seseorang bisa merupakan efek samping yang terbilang umum atau lebih ringan dan ada pula efek samping yang lebih serius.

Efek samping umum yang dialami akibat penggunaan ekstasi antara lain adalah sakit kepala, sakit perut, susah tidur, nafsu makan menurun, pusing, disfungsi seksual, muntah, diare atau sembelit, serta perubahan suasana hati.

Baca Juga: Catat Waktunya! Sebanyak 11.600 Tenaga Kesehatan Diatas 60 Tahun Akan Divaksin Covid-19

Sementara itu, efek samping lebih serius yang dialami akibat penggunaan ekstasi adalah mengakibatkan kematian mendadak, termasuk stroke, serangan jantung, dan peningkatan tekanan darah dengan gejala seperti melemahnya satu bagian atau sisi tubuh, bicara cadel, serta nyeri di dada, lengan kiri, rahang, atau di antara bahu.

Efek serius ekstaksi juga bisa mempengaruhi mental dan kejiwaan seperti dapat membuat perilaku seseorang menjadi agresif, mengalami bipoler disorder, udah curiga, serta banyak berhalusinasi.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x