- Faktor sosio ekonomi/ kemiskinan
- Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktek pemberian makan untuk bayi (MPASI)
- Peranan protein hewani dalam MPASI
- Penelantaran
- Pengaruh budaya
- Ketersediaan bahan makanan setempat
Kedua, disebabkan kebutuhan yang meningkat. Seperti halnya penyakit jantung bawaan, alergi susu sapi, berat badan bayi sangat rendah, kelainan metabolisme bawaan, dan infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk serta penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi.
Tentu saja Stunting dapat dicegah melalui beberapa pencegahan:
- Saat remaja putri dapat dilakukan skrining anemia dan konsumsi tablet penambah darah
- Saat masa kehamilan. Pada saat sedang hamil disarankan untuk selalu rutin memeriksakan kondisi kehamilan pada dokter atau bidan setempat. Hal ini perlu dilakukan untuk memenuhi asupan nutrisi pada janin yang ada dalam kandungan. Dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat serta yodium harus tercukupi.
- Pada saat Balita harus menerapkan inisiasi menyusui dini (IMD). Setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI eksklusif. Kemudian setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau ke posyandu dan puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Lakukan Imunisasi. Imunisasi wajib dilakukan, pada saat jadwal imunisasi lakukan secara rutin yang digaungkan oleh pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai penyakit.
- Pemberian ASI eksklusif. Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 bulan dan diteruskan dengan MPASI yang tentunya harus sehat dan bergizi pula.
- Lakukan pemantauan tumbuh kembang secara berkala
- Gaya hidup yang bersih dan sehat. Terapkan gaya hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, buang air besar di jamban dan sanitasi sehat.
Itulah penjelasan mengenai stunting, penyebab hingga pencegahannya agar selalu diwaspadai oleh kita selaku orang tua.
Tentu sebagai orangtua kita akan memberikan yang terbaik untuk anak kita, namun semuanya harus dengan standar kesehatan yang berlaku.***