Indonesia Sita Dua Kapal Tanker, China Minta Penjelasan Terkait Warganya

27 Januari 2021, 21:06 WIB
Ilustrasi kapal tanker asing di perairan Indonesia./Pikiran-Rakyat.com /

GALAMEDIA - Dua kapal tanker disita Indonesia karena diduga melakukan transfer minyak secara ilegal.

China pun meminta penjelasan Indonesia terkait 25 orang warganya, yang termasuk diantara 61 kru dalam kapal tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan 25 kru tersebut berkebangsaan China, tetapi tidak menjelaskan apakah mereka berada di satu kapal yang sama atau terpisah di dua kapal, yang masing-masing berbendera Iran dan Panama.

Baca Juga: Terungkap, Ini Alasan Selebgram Millen Cyrus Enggan Mengganti Identitas Aslinya di KTP

"Kedutaan kami telah menyatakan keprihatinannya kepada Indonesia. Kami mendesak mereka untuk memverifikasi situasi tentang pelaut China secepat mungkin dan memberi tahu kami secara resmi," katanya.

Zhao mengatakan China meminta Indonesia untuk melakukan penyelidikan "secara adil dan sesuai dengan hukum".

Dilansirkan Antara, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah mengatakan kepada Reuters, telah terjadi "komunikasi awal" dengan China dan Iran, dan mengatakan diskusi lebih lanjut akan tergantung pada hasil penyelidikan.

Baca Juga: Sebut Monyet Ikut Ketawai Guru Besar USU, Rocky Gerung: Ini Ngapain Profesor

Pemerintah Indonesia menyatakan telah menyita kapal-kapal tersebut, setelah keduanya terdeteksi melakukan transfer minyak dari MT Horse yang berbendera Iran ke MT Freya yang berbendera Panama, hingga menyebabkan tumpahan minyak di laut.

Pihak berwenang Indonesia mengatakan, penyitaan itu tidak terkait dengan sanksi Amerika Serikat, yang diberlakukan Washington dalam upaya untuk menghentikan ekspor minyak Iran dalam perselisihan mengenai program nuklir Teheran.

MT Horse, milik National Iranian Tanker Company, dan MT Freya, yang dikelola Shanghai Future Ship Management Co, terdeteksi di lepas pantai Pulau Kalimantan, Indonesia.

Baca Juga: Kompetisi Terhenti, Pelatih Persib Memilih Bertahan di Bandung

Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin 25 Januari 2021 mengatakan, penyitaan kapal tankernya disebabkan masalah teknis, dan telah meminta Indonesia untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.

Iran telah dituduh berusaha menyembunyikan tujuan penjualan minyaknya dengan menonaktifkan sistem pelacakan di kapal tankernya.

Pihak berwenang Indonesia mengatakan kapal-kapal itu menyembunyikan identitas mereka dengan tidak menunjukkan bendera nasional, mematikan sistem identifikasi otomatis, dan tidak menanggapi panggilan radio.

Baca Juga: Terinspirasi Pembantaian Muslim di Selandia Baru, Remaja 16 Tahun Berencana Lakukan Penyerangan di 2 Masjid

Padahal, Organisasi Maritim Internasional (IMO) mengharuskan kapal menggunakan transponder atau perangkat sinyal untuk keselamatan dan transparansi. Kru bisa mematikan perangkat jika ada bahaya pembajakan atau bahaya serupa.

"Kami menyambut baik upaya Penjaga Pantai Indonesia untuk melawan aktivitas maritim terlarang," kata juru bicara kedutaan AS di Jakarta kepada Reuters.

Ia mengatakan Washington mendukung upaya untuk memastikan standar IMO untuk keselamatan dan kepatuhan lingkungan ditegakkan.***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler