GALAMEDIA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati mengimbau agar masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk terus waspada dan berhati-hati hingga satu pekan ke depan.
Dwikorita mengatakan dampak dari Siklon Tropis Seroja ini berupa hujan lebat, angin kencang serta gelombang tinggi.
Dwirikota juga mengatakan dampak Siklon Tropis Seroja ini membentuk gelombang tinggi mirip dengan tsunami.
"Yang dikhawatirkan ini mirip tsunami, jadi gelombang tingginya itu masuk ke darat. Meskipun tidak sekuat tsunami, tidak sekuat gelombang tsunami tetapi sama-sama masuk ke darat dan dapat merusak," ujar Dwikorita dikutip Galamedia melalui kanal YouTube Sekretariatan Presiden, 6 April 2021.
Kepala BMKG ini juga mengatakan bahwa gelombang di Samudra Hindia bisa mencapai 6 meter.
Namun, di perairan Nusa Tenggara Timur, Flores dan Perairan Selatan Sumba berkisar 4-6 meter.
Lanjutnya, Dwikorita juga menyebutkan perbedaan siklon sebelumnya dengan siklon saat ini.
"Bedanya dengan siklon-siklon sebelumnya, siklon ini masuk ke daratan ," tambahnya.
Dalam keterangannya, Dwikorita memberikan data statistik Siklon Tropis yang pernah terjadi dari 2008 hingga 2021.
"Dari 2008 lalu 2010 dan 2014 itu empat tahun sekali. Namun, dari 2017 itu terjadi setiap tahun dan seroja ini yang cukup dahsyat karena masuk ke daratan," ujar Ketua BMKG, Dwikorita.
Dwikorita memberikan prediksi cuaca pada sepekan ke depan akan berangsur membaik namun gelombang di lautan masih berpotensi tinggi.
Serta posisi badai tersebut sudah mulai menjauhi wilayah Nusa Tenggara Timur dan bergerak ke arah barat daya.***