Mau Kerja di Luar Negeri? Peluang Terbuka Lebar, BP2MI Siap Memfasilitasi

16 September 2021, 15:54 WIB
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani (tengah) memberikan keterangan usai penandatanganan kerja sama dengan yayasan pendidikan di The Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis, 16 September 2021./Lucky M Lukman/Galamedia /

GALAMEDIA - Peluang kerja di luar negeri bagi Warga Negara Indonesia (WNI) sangat terbuka lebar.

Bahkan meski di tengah pandemi Covid-19, banyak negara yang tak menutup masuknya Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Hal itu disampaikan Kepala BP2MI, Benny Rhamdani saat ditemui usai penandatanganan kerja sama dengan yayasan pendidikan di The Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis, 16 September 2021.

"Peluang kerja di luar negeri sangat terbuka lebar. Kita ingin meyakinkan kepada anak-anak bangsa harus ditangkap sebagai peluang dan tidak boleh lagi berpikir seolah-olah kalau kita ingin bekerja ke luar negeri, mereka akan menemukan hambatan dan kesulitan," papar Benny.

Di tengah masa pandemi Covid-19 pun, kata Benny, peluang bekerja di luar negeri bagi anak bangsa masih terbuka.

Baca Juga: Kue cubit Jadul Jajanan Khas Generasi 90-an, Begini Cara Buatnya

Berdasarkan data, ada 56 negara yang membuka peluang penempatan bagi warga Indonesia.

"Ada 56 negara walaupun negara lain menutup seperti Taiwan, Korea karena Pandemi Covid-19. Tapi jika kondisi normal, pandemi berakhir setiap tahun kita menempatkan 207 ribu para pekerja kita ke negara penempatan untuk berbagai sektor," terang Benny.

Lebih lanjut Benny menuturkan, penempatan ke luar negeri juga menjawab masalah pengangguran di Indonesia.

Ie menyebut penempatan ke luar negeri bisa menekan angka pengangguran yang saat ini terbilang tinggi terlebih usai diterpa Covid-19.

BP2MI melakukan penandatanganan kerja sama dengan yayasan pendidikan di The Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Kamis, 16 September 2021./Lucky M Lukman/Galamedia

Baca Juga: Jangan Sampai Menyesal, Kuota Kartu Prakerja Gelombang 21 hanya Segini, Login di www.prakerja.go.id

"Di satu sisi karena pandemi ya masalah dalam negeri memunculkan angka pengangguran yang sangat tinggi. Di sisi lain ada peluang besar," katanya.

"Mungkin penempatan ini bisa dijadikan solusi agar tidak terjadi penambahan angka pengangguran di dalam negeri dengan cara penempatan di luar negeri yang tata kelolanya itu harus dipersiapkan negara dalam hal ini BP2MI," tambah Benny.

Benny juga menyatakan, negara siap memberikan bantuan modal bekerja kepada warga calon PMI.

Negara akan hadir memfasilitasi mereka yang memiliki keinginan kuat untuk bekerja di luar negeri.

Selama ini, kata dia, masyarakat kerap berpikiran kendala untuk bekerja di luar negeri salah satunya terkait persoalan biaya.

Baca Juga: Usai Santri, Kini Marak Video Masyarakat Tutup Kuping Saat Dengar Pidato Jokowi, Demokrat: Netizen Dilawan!

"Negara akan memfasilitasi bahkan modal bekerja pun tadi disampaikan ini disiapkan oleh negara. Jadi tidak boleh lagi untuk mewujudkan mimpi mereka harus terkendala karena tidak memiliki uang untuk modal bekerja dan terpaksa mereka meminjam ke rentenir, menjual harta benda milik keluarga," ujarnya.

"Tidak boleh lagi itu menjadi kendala. Negara akan fasilitasi dan memberikan kemudahan anak-anak bangsa untuk menangkap peluang kerja di luar negeri," tegas Benny.

Selain persolan biaya, masalah keterampilan hingga bahasa juga dianggap menjadi kendala. Untuk mengatasi itu, pihkanya berkolaborasi dengan lembaga pendidikan.

Hari ini di Kota Bandung, ada enam yayasan dan lima perguruan tinggi yang menandatangani perjanjian kerja sama dengan BP2MI untuk memberikan pelatihan kepada calon pekerja migran.

"Mereka harus mendatkan pelatihan, keterampilan yang akhirnya mereka memiliki keahlian, keterampilan, kemampuan berbahasa cukup kuat," ujarnya.

Baca Juga: Dari Hwasa MAMAMOO hingga Lisa BLACKPINK, Berikut Idol Kpop yang Punya Gaya Khas

"Tidak boleh kalah dengan pekerja Filipina dan tentu mereka yang nanti bisa dikategorikan memenuhi atau memiliki kualifikasi kompetensi," pungkas Benny.

Di tempat yang sama, pimpinan ITB STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan Ak.,MM menyebut pihaknya sudah melakukan langkah kerja sama dengan negara lain terkait penempatan mahasiswanya untuk magang atau bekerja.

"Sudah sejak tiga tahun lalu kami melakukan ini. Dan sekarang model yang kami lakukan diadopsi oleh BP2MI dan kampus lain. Ini cara yang bagus untuk meningkatkan kualitas PMI kita," ujar Dadang.

Ia menerangkan, di ITB STIKOM Bali, mahasiswanya diberikan peluang mengenyam pendidikan sekaligus bekerja di luar negeri.

Sebagai contoh, mahasiswa selama setahun pertama diberikan pelajaran dan pelatihan. Kemudian di tahun ke dua dikirim ke Jepang untuk bekerja hingga tiga tahun.

"Setelah itu mereka pulang dan langsung dapat gelar. Dua kelebihan mereka dapatkan, sekolah dan dapat gelar serta sudah pengalaman bekerja. Kuliah mereka saat bekerja di sana (Jepang) kan bisa secara jarak jauh," tuturnya.

Ia berharap kerja sama dengan BP2MI bisa membawa perubahan signifikan terhadap kualitas PMI di masa mendatang. PMI juga bisa lebih dihargai jika bekerja di negara lain.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler