Dadang Suganda Ungkap Prodi Perdagangan Internasional di Universitas Widyatama: Berkaitan dengan Kesejahteraan

22 Oktober 2021, 17:31 WIB
Wakil Rektor I Universitas Widyatama Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Pembelajaran, Dadang Suganda./dok. Istimewa /

GALAMEDIA - Wakil Rektor I Universitas Widyatama Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Pembelajaran, Dadang Suganda mengungkap munculnya program studi (prodi) Perdagangan Internasional.

Menurut Dadang, animo masyarakat untuk memilih prodi Perdagangan Internasional sangat tinggi. Hal itu tak lepas dari kebutuhan masyarakat.

"Oleh karena itu peminat merasa kaget dan animonya signifikan barangkali masyarakat juga mengerti bahwa yang berkaitan kesejahteraan masyarakat ya perdagangan," ujar Dadang Suganda, baru-baru ini.

Dadang menerangkan, ilmu sosial politik di Indonesia saat ini sangat diminati seiring perkembangan zaman. Sehingga di kampus kampus pun mulai banyak berkembang fakultas ilmu politik.

Baca Juga: Prodi Perdagangan Internasional Universitas Widyatama Dibuka, Dadang Suganda: Animo Pendaftar Luar Biasa

Ia menyatakan, adanya fakultas ilmu sosial dan ilmu politik di Universitas Widyatama karena sebetulnya rumpun ilmu Fisip sangat strategis untuk kemajuan di Indonesia dan negara lainnya.

Dadang Suganda juga menyebut rumpun ilmu Fisip akan terus berkembang karena melihat dalam kondisi bermasyarakat dan bernegara.

Kemudian menurut Dadang Suganda, berkaitan dengan animo terhadap ilmu Fisip, pihaknya senang apalagi dengan prodi perdagangan internasional.

"Itu luar biasa meski belum sebesar kita bayangkan. Kemarin sudah 25 sekarang 65 ke atas artinya animo itu sangat signifikan. Kemudian tv dan film juga demikian, memang yang masih sedikit perpustakaan dan informasi," terang Dadang.

Saat ditanya wartawan tentang animo masyarakat kecil untuk perpustakaan, Dadang menyatakan mungkin distrubsi digitalnya harus ke sana.

Artinya, bukan hanya konten pengelolan perpustakaannya tapi branding juga harus diangkat. Oleh karena itu ini menjadi moment dari pemerintah dan pihaknya mencoba menyiasati dengan kurikulum yang sesuai dengan digital.

Baca Juga: Hartanya Disita KPK, Terdakwa Kasus RTH Dadang Suganda: Tidak Ada Hubungan dengan Pencucian Uang

Dijelaskan Dadang, harusnya konten dan kompetensi, sudah giring ke distrubsi digital, tapi nama perpustakaan itu yang membuat orang tidak memiliki wawasannya baru.

"Artinya, bagaimana perpustakaan lama dan baru, orang masih berpikir bahwa ilmu perpustakaan masih ada di buku di rak kemudian ruangan sepi orang kacamata tebal dan pekerjaan kurang gaul," terangnya.

"Sehingga sepertinya kurang ada link and match dengan kondisi sekarang. Oleh karena itu kita akan mengolah kompetensinya itu sendiri kemudian nama dan prodi akan kita ubah ke digital," ungkapnya.

Saat ditanya mengapa Universitas Widyatama baru berani membuka prodi Perdagangan Internasional, Dadang Suganda menyatakan, saat ini ada surat terbaru dari Dikti bahwa hubungan internasional bisa membuka Perdagangan Internasional.

Baca Juga: Terdakwa Kasus RTH Merasa Kecewa dan Menilai Tuntutan Jaksa KPK Berlebihan

Menurut Dadang, sebetulnya hubungan internasional bukan hanya diplomasi politik tapi diplomasi budaya. Dan ada diplomasi yang meningkat secara umumnya hubungan Perdagangan Internasional.

Sebab adanya kewirausahaan bisnis, politik, dan sosial, menurut Dadang Suganda dalam kontek ini cocok sekali Fisip membuka itu, karena dalam hubungan internasional ada kewirausahaan politik.

"Artinya aspek bisnis ada tapi kemasan yang sekiranya transaksional ada uang abang sayang di kemas dalam politik. Ini menjawab kejenuhan hubungan internasional yang konvensional," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler