GALAMEDIA - Setelah sebelumnya, Kementerian Kesehatan Arab Saudi meluncurkan sebuah remot kontrol pelayanan kesehatan yang memungkinkan pasien dapat berkonsultasi dengan dokter secara online melalui sebuah aplikasi yang dikembangkan pihak Kerajaan.
Kemudian, pada Senin, 28 Februari 2022, Kementerian Kesehatan Arab Saudi kembali meluncurkan rumah sakit virtual pertama Kerajaan, di Riyadh sebagai bagian dari upaya mendigitalkan sektor perawatan kesehatan.
Rumah sakit virtual tersebut adalah SEHA Virtual Hospital (SVH), yang mana pasien tidak perlu lagi melakukan perjalanan ke berbagai bagian Kerajaan untuk diperiksa oleh dokter spesialis, dan juga jam klinis nya tidak akan dibatasi pada pukul 9 pagi hingga 5 sore.
Baca Juga: Viral Macet 'Horor' di Puncak Bogor, Polisi: Hal Seperti Itu Bisa Diantisipasi
Dengan jaringan langsung yang berkembang dari 130 rumah sakit yang terhubung, SVH adalah yang terbesar dari jenisnya di dunia.
Satu-satunya rumah sakit virtual lain yang bisa menyaingi adalah Amerika Serikat, dengan 43 rumah sakit yang terhubung.
Melansir dari Arab News, seorang pejabat mengatakan bahwa pasien sekarang dapat menerima pendapat medis kedua dan ketiga dari ruang konsultasi yang sama.
Baca Juga: dr. Eva Sri Diana Rela Tanggalkan Gelar Dokter Demi Ini, Warganet Terkagum-kagum
Tidak seperti panggilan video sederhana dengan dokter, SVH memungkinkan pasien untuk mengunjungi rumah sakit setempat dan menghadiri sesi klinis video langsung secara real-time dengan spesialis top dari seluruh Kerajaan.
Selama sesi, tanda-tanda vital dapat dibagikan sebentar, sementara tes dan rontgen juga dapat diambil dan dibagikan dengan jaringan spesialis.
Intervensi darurat dapat diberikan sepanjang waktu, dan konsultasi waktu nyata dengan dokter spesialis top juga akan memandu staf junior setempat dalam menangani kasus-kasus yang kompleks.
SVH mencakup 12 spesialisasi utama dan lebih dari 35 sub spesialis, termasuk tindak lanjut di rumah sakit, di mana pasien yang sakit kronis, mendapatkan kenyamanan dari rumah mereka, dapat tetap terhubung dengan dokter.
Pejabat direktur eksekutif SVH, Mona Al-Subaie, mengatakan ada kasus seorang pasien pria berusia 23 tahun yang menderita kelainan dalam suaranya.
Lalu, pasien dirujuk ke SVH oleh dokter setempat karena di daerah Asir kekurangan dokter spesialis yang dapat menangani kasus tersebut.
Baca Juga: Fadli Zon Sebut Tata Kelola BPJS Kesehatan Amatiran!
Dan setelah pasien mendapatkan dua sesi virtual dengan ahli patologi wicara-bahasa khusus SVH, ternyata pasien didiagnosis menderita gangguan suara hiperfungsional, yang tidak terdeteksi, hal tersebut akan memengaruhi hidupnya.
Canggih ya, gengs! Semoga di Indonesia bisa ada rumah sakit secanggih itu dalam waktu dekat.***