Gila! AS Sudah Mengintai Laut China Selatan Sejak 2009, Lebih dari 1.000 Kapal Perang Disiagakan

4 Agustus 2020, 19:13 WIB
Konvoi armada laut Amerika Serikat di Laut China Selatan. (Antara) /Argo/

GALAMEDIA - Polemik terkait dengan Laut China Selatan ternyata sudah berlangsung sejak lama. Bahkan dalam 10 tahun terakhir, Amerika Serikat (AS) diketahui sudah memulai pengintaian di sana.

Informasi mengenai data tersebut datang dari lembaga penyelidikan China untuk Laut China Selatan. Munculnya data itu semakin memanaskan tensi hubungan antara China dan AS. China merasa dibohongi karena AS sudah sejak lama mengintai armada perang mereka.

Dalam laporan sebelumnya yang dirangkum dari berbagai sumber, armada militer China kerap menunjukkan kekuatan di wilayah Laut China Selatan. Sejumlah insiden pun terjadi sejak awal 2020 dan membuat Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dituding sebagai dalangnya.

Baca Juga: Nagita Sempat Ingin Bercerai, Selalu Menangis Sehabis Shalat, Raffi Ahmad: Kayak Sinetron Azab

Apa yang dilakukan China membuat sejumlah negara di Asia Tenggara geram. AS pun muncul dan menduga China sengaja melakukan tindakan itu demi menciptakan istilah "Kerajaan Maritim" di Laut China Selatan.

Data terbaru mengungkap "kegilaan" armada Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) yang teryata sudah melakukan pengintaian terhadap aktivitas militer China sejak 2009 silam.

Menurut laporan Global Times, lembaga Inisiatif Penyelidikan Situasi Strategis Laut China Selatan (SCSPI) punya banyak data terkait aksi pengintaian militer Amerika. Demikian dikutip kembali dari wartaekonomi.co.id.

Baca Juga: Joko Manis Jadi Korban Begal di Cimahi, Sepeda Motornya Dibawa Kabur

Laporan itu menyebut bahwa SCSPI memiliki data yang cukup akurat, karena menggunakan Automatic Identification System (AIS). Termasuk menggunakan Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) untuk melacak kapal dan pesawat asing yang masuk Laut China Selatan.

"Pekerjaan kami adalah penambangan data. Dari data asli yang luas, kami telah menetapkan parameter yang relevan," ujar Hu Bo, Direktur SCSPI.

"Sehingga, kami bisa secara otomatis mengumpulkan data terkait situasi strategis Laut China Selatan. (Kami mengetahui) adanya kapal perang, pesawat tempur, kapal layanan publik, dan kapal nelayan. Kami membuat statistik analisis berdasarkan (data) itu," paparnya menambahkan.

Baca Juga: Ada Tuntutan Tempat Hiburan Malam di Kota Bandung Dibuka, Oded Akan Lakukan Evaluasi Dulu

Yang mengejutkan, SCSPI membeberkan fakta bahwa armada militer Amerika secara signifikan meningkatkan pengintaian lewat udara dalam tiga bulan terakhir.

Aksi mata-mata menggunakan pesawat intai militer dilakukan ratusan kali oleh Amerika. SCSPI mencatat, ada 35 kali aksi pengintaian pada Mei, 49 kali di bulan Juni, dan 67 kali pada bulan lalu.

Gilanya lagi, SCSPI punya data aksi pengintaian militer Amerika di Laut China Selatan sejak 2009. Dalam laporannya, SCSPI menyebut ada lebih dari 1.000 kapal Angkatan Laut Amerika (US Navy) memasuki wilayah tersebut pada 2019.

Baca Juga: Pelacakan dan Pengetesan Kontak Erat ASN Gedung Sate Terkonfirmasi Positif Sudah 80 Persen

Di udara, Angkatan Udara Amerika (US Air Force) mengirim rata-rata tiga sampai lima unit pesawat tempur dan pesawat intai ke Laut China Selatan.

SCSPI mengungkap, ada lebih dari 1.500 kali aksi pengintaian tahun lalu. Dengan jumlah tersebut, aksi mata-mata militer Amerika meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2009.

Saat Tentara Pembebasan Rakyat China menggelar latihan di Kepulauan Xisha, SCSPI mencatat ada 15 operasi pengintaian militer Amerika sepanjang 1-5 Juli 2020.

Selain itu, SCSPI mencatat sembilan kali pesawat intai Amerika memasuki wilayah China sejauh 70 mil, atau setara 112,7 kilometer.

Baca Juga: Warga Pangalengan Menolak Pengeboran Sumur Panas Bumi PT Star Energy

Lebih dari itu, pesawat intai militer Amerika juga pernah enam kali memasuki wilayah China sejauh 60 mil, atau 96,5 kilometer. Yang paling gila, pesawat intai militer Amerika pernah hanya berada dalam jarak 40 mil (64,4 km) dari garis pangkalan laut militer China.

Lebih lanjut Hu menegaskan, sederet aksi pengintaian ini adalah sebuah provokasi yang dibuat oleh militer AS. Pasalnya, Hu meyakini AS memiliki seluruh sistem pengintaian yang canggih di semua sektor.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler