F1 Pamer Foto Sirkuit Jalanan Tercepat Jeddah, Boikot Grand Prix Arab Saudi Menggema di Twitter

- 19 Maret 2021, 13:02 WIB
/

GALAMEDIA - Formula One resmi merilis gambar pertama dari sirkuit jalanan baru yang menakjubkan di Jeddah menjelang Grand Prix Arab Saudi pertama pada tahun 2021.

Tapi rilis tadi langsung memicu kecaman dari para para penggemar balapan jet darat. Mereka mengecam keputusan untuk menggelar balapan di negara kaya minyak tersebut.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Jumat (19 Maret 2021) GP Saudi pertama kali diungkap pada bulan November lalu. Arab Saudi dilaporkan rela membayar £ 50 juta atau tak kurang dari Rp 1 triliun per musim  dalam kesepakatan 10 tahun sebagai tuan rumah F1.

Baca Juga: Memanas, Korea Utara Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Malaysia Karena Pria Ini

Pengumuman GP Saudi juga ditanggapi kemarahan oleh  Amnesty International, yang meminta Lewis Hamilton dan pembalap lainnya untuk mengutuk pelanggaran HAM (setidaknya yang selama ini didokumentasikan) dari negara kerajaan Teluk tersebut.

Rilis kali ini disertai foto dan video terbaru dari sirkuit dan trek F1 Saudi yang akan menjadi yang tercepat dengan kecepatan rata-rata lebih dari 155 mph.

Namun semua impresitersebut tak mampu membendung  kemarahan para penggemar balap yang mengecam F1 karena mengizinkan GP Saudi.

Baca Juga: Manuver Politik Amien Rais, Pernah Mesra dengan Megawati hingga Konsisten Menjadi Pengkritik Pemerintah

Komentar bernada sindiran pun ramai di sejumlah timeline. Salah satunya mengganti   slogan 'We Race as One menjadi We Race for Money.

Ada juga yang mengganti teks promosi GP Jeddah dengan menjadikannya “daftar dosa” Saudi.   

“Tidak ada hak-hak perempuan, diskriminasi LGBT, aksi kediktatoran pada 2021, eksekusi publik, dukungan minimum penonton. Inilah Jeddah: Grand Prix Arab Saudi.”

Baca Juga: Buntut Kasus Pencucian Uang Warganya, Korea Utara Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Malaysia

Sirkuit Jeddah sendiri digadang-gadang bakal menjadi GP unggulan dengan tantangannya berkat 27 tikungan berkecepatan tinggi setelah F1  memilih GP trek ultra-cepat untuk musim 2021.

Para maestro jet darat seperti Hamilton, Sebastian Vettel dan Fernando Alonso bakal bersaing dalam kecepatan rata-rata 155 mph dengan latar Laut Merah yang menakjubkan di sepanjang lintasan.

Balapan di bawah lampu sorot, para pebalap akan melalap sirkuit sepanjang 6.175 km, yang terletak di Corniche, sekitar 12 km di utara pusat kota. Ada juga tiga zona DRS.

Baca Juga: Sah! Serda Aprilia Santini Manganang Resmi Berubah Nama Jadi Aprilio Perkasa Manganang

"Semua pengaturan GP Saudi ini luar biasa, berlangsung dengan backdrop Laut Merah, kami tidak sabar untuk melihat mobil-mobil balap di treknya pada bulan Desember."

Meski demikian kritik luas dialamatkan pada operator F1 yang keputusannya menggelar GP di Saudi menuai kemarahan penggemar, termasuk Amnesty International.

Amnesty International menyebut keukeuhnya Saudi menjadi tuan rumah GP  sebagai upaya menghapus catatan buruk HAM mereka.

Baca Juga: Danlanud Ajak Keluarga Besar Lanud Sulaiman Maknai dan Memahami Peristiwa Isra Mi'raj

 “Grand Prix Saudi  2021 hanya bagian dari upaya ekstensif otoritas Saudi untuk menghapus catatan buruk hak asasi manusia mereka,” ujar Felix Jakens, kepala kampanye Amnesty International Inggris.

Ia menegaskan otoritas Saudi menerapkan standar ganda selain membungkam  kritik dengan memenjarakan, mengasingkan dan memburu para aktivis.

“Saudi melakukan pendekatan berstandar ganda, menghancurkan hak asasi manusia dan di saat yang sama menggelontorkan uang dalam jumlah besar untuk  even olahraga elite, mulai dari balap motorm, golf, tenis, balap kuda hingga upaya mengambil alih klub Inggris Newcastle United.”

Baca Juga: VIRAL! Salat Jumat Virtual Dihadiri Rektor UIII, Ketua MUI: Jelas Tidak Sah!

Untuk itu, Amnesty International meminta Lewis Hamilton dkk. menentang GP  yang diagendakan  pada 5 Desember tersebut. Sebelumnya Saudi menjadi sorotan internasional menyusul kematian jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.

Eksekutor Khashoggi menggambarkannya sebagai 'hewan yang harus dikorbankan' dalam rekaman rahasia yang diambil di konsulat Saudi di Istanbul, Turki beberapa menit sebelum dia meninggal.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x