Ramai Isu Jokowi 3 Periode, Sudjiwo Tedjo Ungkit Tersingkirnya MU: Jangan Berharap Pada yang Tua

- 22 Maret 2021, 18:25 WIB
Sudjiwo Tedjo
Sudjiwo Tedjo /Instagram/@president_jancukers

GALAMEDIA - Wacana jabatan presiden menjadi tiga periode menjadi pembahasan hangat di tengah masyarakat Indonesia saat ini.

Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono bahkan menyebut 85 persen masyarakat Indonesia setuju masa jabatan presiden khususnya Joko Widodo (Jokowi) tiga periode.

Budayawan Sudjiwo Tedjo tampaknya ikut angkat bicara soal wacana tersebut. Namun pernyataannya tak langsung menyinggung ke pokok permasalahan.

Baca Juga: Eks Bupati Bogor Rachmat Yasin Divonis Bersalah di Kasus Gratifikasi, Pengunjung Sidang Teriak Alhamdulillah

Sudjiwo Tedjo dalam cuitannya terlebih dulu mengibaratkan kondisi yang terjadi dengan kekalahan klub Manchester United (MU) yang tersingkir dari perhelatan Piala FA usai dikalahkan Leicester City 3-1.

"Piala FA itu kompetisi tertua di dunia. Dengan menyingkir dari FA, pesan kuat MU kepada alam fana 'marilah kita jangan terlalu berharap pada yg tua2 dan ber-periode2'," begitu cuit Sudjiwo Tedjo di akun Twitter pribadinya, dikutip Galamedia, Senin, 22 Maret 2021.

Masih dalam cuitan yang sama, Sudjiwo Tedjo pun mengatakan, ada baiknya mengikuti kompetisi dengan para pemain muda. Hal itu seolah menyindir kondisi politik dalam negeri dan isu presiden tiga periode.

Baca Juga: Potret Cantik Chelsie Monica, Komentator Pertandingan Dewa Kipas dan Irene Sukandar yang Bikin Salah Fokus

"Masuki saja kompetisi yg masih muda usianya dan max 2 periode," lanjutnya.

Baca Juga: Tekuk Borneo FC, Bhayangkara FC Tim Pertama Raih Kemenangan di Piala Menpora 2021

Sebelumnya, pengamat politik Indo Barometer, M. Qodari menginginkan Presiden Jokowi kembali menjabat Presiden.

Namun mengejutkan, Qodari justru mengusulkan Jokowi berpasangan dengan Prabowo Subianto untuk menghindari polarisasi masyarakat yang kian meruncing.

"Saya sebagai analis dan aktivis akan memperjuangkan ide dan gagasan (Jokowi-Prabowo) ini," ujar Qodari.

Berbeda dengan Arief Poyuono dan M. Qodari, pakar hukum tata negara Refly Harun dan aktivis hukum sekaligus pendiri kantor hukum Lokataru Haris Azhar mengatakan, solusi bagi politik yang sehat bagi Indonesia bukanlah menjadikan Jokowi tiga periode atau dipasangkan dengan Prabowo.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka akan Dibuka Juli 2021, Prof Zubairi Djoerban: Saya ya Setuju, Asal...

Refly mengatakan, yang penting adalah menurunkan ambang batas pencalonan Presiden menjadi nol persen dari yang sekarang 20 persen.

"Kalau saya dukung presidential threshold nol, itu saja," ujar Refly harun.

Mengamini statement Refly, Haris Azhar juga mengatakan, politik yang sehat adalah semakin luasnya ruang partisipasi untuk maju menjadi calon presiden.

Baca Juga: Pasukan Militer Filipina Bunuh Seorang Pemimpin Abu Sayyaf dan Selamatkan Warga Negara Indonesia

"Saya pikir politik yang sehat itu kalau misalnya makin luas ruang partisipasi untuk maju menjadi Capres," ujar Haris.

"Electoral threshold yang nol persen seperti dibilang Refly itu saya pikir jauh lebih penting," tambahnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x