Semakin Brutal, Militer Myanmar Tembaki Pengunjuk Rasa Anti Kudeta, Sedikitnya 13 Orang Tewas!

- 7 April 2021, 22:38 WIB
Bentrok Berdarah Anti Kudeta Myanmar.
Bentrok Berdarah Anti Kudeta Myanmar. /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

GALAMEDIA - Sudah beberapa waktu, gejolak konflik di Myanmar masih terus berlangsung. Hingga kini, demo antikudeta masih terus dilakukan.

Dilaporkan, tentara Myanmar menembaki pengunjuk rasa anti kudeta hingga menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai beberapa orang lainnya pada Rabu, 7 April 202.

Sementara serangkaian ledakan kecil menghantam kota komersial Yangon.

Ditengah tindakan militer yang kian brutal, perlawanan dengan protes dan pemogokan nasional terus berlanjut meskipun militer menggunakan kekuatan mematikan untuk memadamkan oposisi.

Disebutkan pasukan keamanan melepaskan tembakan terhadap pengunjuk rasa di kota barat laut Kale ketika mereka menuntut pemulihan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi, dilaporkan oleh media domesik.

Baca Juga: FIX, Persib vs Persebaya Dimainkan di Sleman

Sedikitnya tujuh ledakan kecil terdengar di Yangon, termasuk di gedung-gedung pemerintah, rumah sakit militer, dan pusat perbelanjaan, kata penduduk setempat.

Sementara, otoritas militer negara itu mengatakan gerakan pembangkangan sipil "menghancurkan" Myanmar.

Jenderal Senior Min Aung Hlaing, kepala junta, mengatakan bahwa gerakan pembangkangan sipil, atau CDM, telah menghentikan pekerjaan rumah sakit, sekolah, jalan, perkantoran, dan pabrik.

"Meski protes dilakukan di negara tetangga dan dunia internasional, namun tidak merusak bisnis. CDM adalah kegiatan untuk menghancurkan negara," kata dia dalam pernyataan yang dirilis Rabu, 7 April 2021 dikutip dari Antara.

Baca Juga: Pemerintah Klaim Ibu Kota Baru akan Dongkrak Ekonomi, Musni Umar Ungkit Soal Biaya Rp 446 Triliun dari Swasta

Disisi lain, menurut kelompok advokasi Asosiasi Tahanan Politik (AAPP), sebanyak 581 orang, termasuk puluhan anak-anak, telah ditembak mati oleh pasukan dan polisi dalam kerusuhan yang berlangsung hampir setiap hari sejak kudeta, dan pasukan keamanan telah menangkap hampir 3.500 orang, dengan 2.750 orang di antaranya masih tertahan.

Di antara mereka yang ditahan adalah Suu Kyi dan tokoh-tokoh terkemuka di partai Liga Nasional untuk Demokrasi, yang memenangkan pemilihan pada November tahun lalu yang dibatalkan oleh kudeta tersebut.

Berkaitan dengan konflik yang kini semakin memanas, di Jakarta, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab membahas bagaimana Inggris dan masyarakat internasional dapat mendukung upaya Asia Tenggara untuk menyelesaikan krisis di Myanmar, kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi setelah pertemuannya dengan Raab.

Baca Juga: Catat, Persib Jumpa Persebaya Dimainkan 11 April 2021

Indonesia termasuk di antara beberapa negara Asia Tenggara yang mendorong pembicaraan tingkat tinggi tentang Myanmar.

Thailand, tetangga Myanmar dan yang memiliki hubungan militer dekat dengan junta, mengatakan pada Rabu bahwa mereka tidak setuju dengan kekerasan tersebut tetapi masalah tersebut harus ditangani dengan hati-hati.

"Kami tidak dapat benar-benar melakukan apa yang kami inginkan karena kami telah berbagi perbatasan dan kami perlu hidup dan bergantung satu sama lain di banyak wilayah," kata Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x