Terungkap! Tak Hanya Ditodong Senjata, Tim Lapangan KPK Juga Disekap Aparat Negara Saat Hendak Lakukan OTT

- 14 Juni 2021, 17:45 WIB
Penyidik KPK yang tak lulus TWK, Herbert Nababan.
Penyidik KPK yang tak lulus TWK, Herbert Nababan. //tangkap layar Youtube Watchdoc Documentary//

GALAMEDIA - Permasalahan yang terjadi di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini memasuki babak baru.

Usai dinyatakan tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK) yang berakhir dengan pemecatan, para pegawai KPK kini mulai buka suara.

Para pegawai KPK tersebut berani buka suara karena ada kebenaran dan kebusukan yang perlu diungkap ke publik.

Hal itu terungkap dari film dokumenter hasil karya rumah produksi Watchdoc Documentary yang berjudul 'The End Game'.

Dalam dokumenter tersebut, salah satu penyidik KPK yang tak lulus TWK yakni Novel Baswedan, menceritakan pengalamannya terkait tim lapangan KPK yang pernah ditodong senjata.

Baca Juga: 150.000 Kondom Dibagikan Penyelengara Olimpiade Tokyo ke Para Atlet, Namun dengan Syarat Ini

Padahal menurut Novel Baswedan, saat itu dirinya bersama tim lapangan KPK hendak melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT).

Diketahui kejadian yang dialami Novel Baswedan dan tim lapangan KPK itu terjadi saat hendak melakukan OTT pada kasus suap reklamasi pulau di Jakarta, beberapa tahun lalu.

"Reklamasi saya ikut, waktu itu sempat kita mau melakukan penangkapan, tim lapangan justru ditodong senjata," ujarnya, dikutip Galamedia dari channel Youtube Watchdoc Documentary, Senin 14 Juni 2021.

Lebih lanjut, Novel Baswedan mengungkapkan bahwa dirinya bersama tim lapangan KPK saat itu tak hanya ditodong senjata, akan tetapi menurutnya sampai terjadi penyekapan.

Bahkan menurutnya usai ditodong yang berujung penyekapan itu, tim lapangan KPK mendapat perlakuan yang tidak semestinya yaitu persekusi.

"Disekap dan kemudian dilakukan tindakan yang tidak semestinya, dipersekusi lah," lanjut Novel Baswedan.

Baca Juga: PSI Mendadak Lawan Arus Politik Pemerintah, Tsamara Amany Beberkan Bahaya Penerapan RUU KUHP Hina Presiden

Tak hanya itu, persekusi yang dialami tim lapangan KPK tersebut, dikatakan Novel Baswedan seperti jambret yang baru tertangkap alias mau dipukuli.

"Bahkan seperti mau dipukuli, seperti jambret yang baru tertangkap," kata Novel Baswedan.

Selain itu, ia pun menegaskan bahwa apa yang dialami oleh dirinya bersama tim lapangan KPK saat itu merupakan suatu hal yang sangat memilukan.

Dikarenakan menurut Novel Baswedan, orang-orang yang menodongkan senjata hingga menyekap tim lapangan KPK tersebut merupakan para aparat negara.

"Petugas KPK ditodong oleh aparat, aparat negara juga," tegasnya.

Sementara itu, penyidik KPK lainnya yang juga dinyatakan tak lulus TWK, Herbert Nababan, mengatakan pada saat kejadian disekap itu dirinya mengakui langsung ciut.

Herbert Nababan juga merasa sangat heran karena tim lapangan KPK yang bertugas atas UU dan untuk negara, justru mendapat perlakuan seperti itu dari aparat negaranya sendiri.

"Jadi kalau dibilang ciut, pasti ciut, saya sebagai penyidik saat itu, berpikiran, waduh kita yang melakukan tugas atas nama undang-undang, otomatis kita yang melakukan tugas untuk dan atas nama negara saja mendapat perlakuan seperti itu," tuturnya.

Baca Juga: Hasil TWK Belum Juga Keluar, Novel Baswedan: Ini Cara Licik Singkirkan Pegawai yang Bekerja Baik

Lantas dari kejadian yang dialaminya itu, Herbert Nababan mempertanyakan terkait bagaimana sikap negara untuk melindungi setiap warganya yang menjalankan tugas atas nama negara itu sendiri.

"Artinya bagaimana ini sikap negara, bagaimana kita bisa melindungi kita, melindungi diri sendiri," pungkasnya.

Seperti diketahui, polemik yang terjadi di tubuh KPK dengan menyingkirkan pegawai KPK menandakan adanya permainan busuk dalam lembaga pemberantasan korupsi tersebut.

Para pegawai KPK yang memiliki integritas tinggi dalam mengungkap kasus-kasus besar, justru kini malah disingkirkan atasannya di KPK.

Mereka disingkirkan dengan dalih tidak lulus dalam TWK yang merupakan salah satu syarat peralihan status kepegawaian menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Tak hanya itu, para pegawai KPK tersebut, juga diserang isu radikal hingga Taliban, yang berakhir dengan pemecatan.***

 

 

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x