Bandara Kabul Mencekam, Warga Afghanistan Diminta Menjauh Karena Adanya Ancaman Bom Bunuh Diri Militan ISIS

- 26 Agustus 2021, 17:06 WIB
Bandara Kabul, Afghanistan dilihat dari atas
Bandara Kabul, Afghanistan dilihat dari atas /Foto: Reuters/ HO/

GALAMEDIA - Amerika Serikat dan negara barat mendesak orang-orang untuk menjauh dari bandara Kabul pada Kamis, 26 Agustus 2021.

Hal tersebut karena adanya ancaman serangan teror oleh militan negara Islam (IS) saat pasukan barat bergegas untuk mengevakuasi warga setempat.

Semua pasukan AS dan sekutu akan meninggalkan bandara minggu depan setelah menyelesaikan evakuasi ribuan orang asing dan warga Afghanistan.

Dalam peringatan yang dikeluarkan pada Rabu malam, kedutaan AS di Kabul menyarankan warga untuk menghindari bepergian ke bandara dan mengatakan mereka yang sudah berada di gerbang harus segera pergi.

Baca Juga: Vaksin Nusantara Dipesan Turki Sebanyak 5,2 Juta Dosis, BPOM: Tak Bisa Dikomersialkan di Indonesia

Dalam nasihat serupa, Inggris mengatakan kepada orang-orang di daerah bandara untuk menjauh dan meninggalkan tempat itu.

Menteri Angkatan bersenjatanya, James Heappey, mengatakan intelijen tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri oleh militan ISIS semakin berdenging.

“Saya tidak bisa cukup menekankan keputusasaan situasi. Ancamannya kredibel, sudah dekat, itu mematikan. Kami tidak akan mengatakan ini jika kami tidak benar-benar khawatir tentang ISIS," kata Heappey kepada radio BBC.

Tak hanya itu, Australia juga mengeluarkan peringatan yang sama bagi orang-orang untuk menjauhi bandara Kabul untuk sementara waktu.

Bahkan Belgia mengakhiri operasi evakuasinya karena bahaya akans serangan ISIS.

Pemerintah Belanda juga mengeluarkan peringatan dan mengatakan akan melakukan penerbangan evakuasi terakhir pada hari Kamis, meninggalkan beberapa yang memenuhi syarat untuk melakukan perjalanan ke Belanda.

Seorang diplomat Barat di Kabul mengatakan daerah di luar gerbang bandara sangat ramai meskipun ada peringatan.

Taliban menjaga perimeter di luar bandara yang merupakan musuh afiliasi Negara Islam Afghanistan, yang dikenal sebagai Negara Islam Khorasan (ISIS-K), setelah nama lama untuk wilayah tersebut.

"Penjaga kami juga mempertaruhkan nyawa mereka di bandara Kabul, mereka juga menghadapi ancaman dari kelompok Negara Islam," kata seorang pejabat Taliban, yang berbicara dengan syarat anonim dilansir Reuters.

Baca Juga: Kota Tasik Targetkan Masuk 5 Besar STQH Tahun 2021 Tingkat Provinsi Jawa Barat

Sementara pasukan Barat di bandara bekerja dengan tergesa-gesa untuk memindahkan evakuasi secepat mungkin, ribuan orang masih berkerumun di luar, mencoba melarikan diri daripada tinggal di Afghanistan yang dikuasai Taliban.

Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden diberi pengarahan pada hari Rabu tentang ancaman dari kelompok ISIS-K serta rencana darurat untuk evakuasi.

Biden telah memerintahkan semua pasukan keluar dari Afghanistan pada akhir bulan untuk mematuhi perjanjian penarikan dengan Taliban, meskipun sekutu Eropa itu mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengeluarkan orang.

Dalam 11 hari sejak Taliban menyapu Kabul, Amerika Serikat dan sekutunya telah melakukan salah satu evakuasi udara terbesar dalam sejarah, membawa lebih dari 88.000 orang, termasuk 19.000 pada hari Selasa. Militer AS mengatakan pesawat lepas landas setara dengan setiap 39 menit.

Taliban mengatakan pasukan asing harus keluar pada akhir bulan. Mereka meminta warga Afghanistan untuk tetap tinggal, sambil mengatakan mereka yang memiliki izin untuk pergi masih akan diizinkan untuk melakukannya begitu penerbangan komersial dilanjutkan setelah pasukan asing pergi.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x