Perang Rusia-Ukraina, Ahli Ekonomi Sarankan Pemerintah Tunda Pemindahan IKN

- 7 Maret 2022, 23:27 WIB
Diskusi Universitas Paramadina di Twitter Spaces Didik J Rachbini, Senin, 7 Maret 2022.
Diskusi Universitas Paramadina di Twitter Spaces Didik J Rachbini, Senin, 7 Maret 2022. /


GALAMEDIA - Wakil Rektor Universitas Paramadina Dr. Handi Risza menilai perang Rusia dan Ukraina selain berdampak buruk bagi ekonomi global, akan menambah beban APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).

Hal itu berpotensi terjadi akibat kenaikan harga minyak dunia yang saat ini telah mencapai 120 USD/barrel.

Hal itu disampaikannya dalam diskusi forum Twitter Space Didik J. Rachbini bertajuk “Beban Fiskal dan Perang Rusia-Ukraina”, Senin, 7 Maret 2022.

Sementara asumsi APBN, disebutkannya, masih di harga 63 USD/barrel, hal ini juga meningkatkan beban subsidi energi.

“Kondisi ini merupakan tantangan kebijakan fiskal yang tidak mudah dan harus diatasi oleh pemerintah dan DPR,” Katanya.

Dalam 6 -7 tahuh terakhir, lanjut Handi, pertumbuhan ekonomi nasional hanya berkisar 5 persen. Ketimbang era orde baru yang dapat mencapai 7-8 persen atau era presiden SBY yang di 6,5 persen.

“Jadi masih belum ideal dan sesungguhnya ekonomi tidak baik-baik saja sejak sebelum covid dan lebih mungkin berat setelah covid dan terjadi perang Rusia dan Ukraina. Ada juga ancaman midle income trap,” ungkapnya.

Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan kondisi perekonomian sejak reformasi 98, dengan terjadinya resesi triwulan 2 /2020 - triwulan 4/2020.

Baca Juga: Syarat Gigi Hadid Sumbangkan Honor Fantastisnya di Paris Fashion Week untuk Ukraina: Jangan Lupakan Palestina!

“Biaya pemulihan covid 19 melebihi nilai Rp1.000 triliun pada PEN 1 dan PEN 2. Defisit juga melebihi batas UU 3%. menjadi 6,34%. Belum lagi nilai hutang yang meningkat tajam,” Tambahnya.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x