Pembagian BLT Minyak Goreng di Desa Karangsari Garut Sesuai Prosedur, Tak Ada Paksaan Membeli di Kantor Desa

- 21 April 2022, 09:53 WIB
Kepala Desa Karangsari, Yaya Sunaryo (kiri) meluruskan proses pembagian BLT Dana Desa dan BLT Minyak Goreng di wilayahnya./dok.IST
Kepala Desa Karangsari, Yaya Sunaryo (kiri) meluruskan proses pembagian BLT Dana Desa dan BLT Minyak Goreng di wilayahnya./dok.IST /

"Masa pihak Pemerintah Desa harus menolak ketika ada warga akan melakukan usaha. Jadi siapapun yang mau berjualan menjajakan barang dagangannya, kami wajib melayani dan memberikan fasilitas untuk warga, karena Desa Karangsari berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik," ungkap Yaya.

Saat disinggung masalah lainnya yakni Pipanisasi, Yaya menyebutkan, Pamsimas atau pipanisasi belum bisa dimanfaatkan warga karena saluran pipanya belum sampai kepada warga.

"Jadi Pamsimas itu karena belum bisa dimanfaatkan warga, akhirnya Desa mengambil inisiatif bagaimana caranya agar bisa dikerjakan terlebih dahulu supaya bisa dirasakan manfaatnya oleh warga," terang dia.

Baca Juga: KRI Nanggala 402 Dinyatakan Hilang Kontak, 21 April 2021, Prabowo Sampaikan Duka Mendalam

"Akhirnya kami mencari bantuan dana dari sahabat, rekan yang sudi kiranya membantu penambahan pipanisasi. Meskipun anggaran dari pemerintah belum turun, kalau untuk kepentingan dan kebutuhan warga, kenapa tidak Desa Karangsari memberikan yang terbaik untuk warga," jelas Yaya.

Lebih murah
Sementara itu, ditempat terpisah, salah satu penerima manfaat warga Kampung Cimunding RT 002/RW 007 Desa Karangsari, Elis membantah adanya pemaksaan atau dipaksa harus membeli minyak yang disediakan pedagang di Desa Karangsari.

"Jadi waktu itu saya datang ke Desa Karangsari karena sebelumnya diberitahukan oleh petugas Pemerintahan Desa melalui RW. Nah pas datang sudah banyak ibu-ibu yang antre," ujar Elis.

"Setelah saya menerima uang bantuan BLT itu sebesar Rp 500 ribu, ketika akan keluar, melihat diruang lain ada minyak goreng. Dan banyak ibu-ibu juga yang membeli minyak goreng kepada petugas jaga yang ada disitu," ungkapnya.

Elis juga menceritakan waktu itu dirinya tidak membelikan minyak goreng di Desa sebagaimana sebagian warga, karena dirinya akan berangkat ke Pasar Leles.

"Saya mah tidak membeli minyak goreng disitu, tetapi di Pasar Leles karena kebetulan ada belanja lain. Tapi ternyata ketika pulang ke rumah, dan mendengar kabar dari ibu-ibu, kalau diperbandingkan, harga minyak goreng di pasar yang saya beli dengan yang disediakan di desa lebih murah," tuturnya.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x