Kelaparan Lebih Berbahaya dari Virus Corona, Angka Kematian per Harinya Jauh Lebih Tinggi

- 13 Juli 2020, 00:05 WIB
Ilustrasi kelaparan di Zimbabwe.
Ilustrasi kelaparan di Zimbabwe. /



GALAMEDIA - Lembaga nirlaba asal Inggris yang fokus pada pembangunan penanggulangan bencana dan advokasi, Oxfam memperingatkan potensi kematian akibat  kelaparan di masa pandemi Covid-19 (virus corona) diperkirakan mencapai 12 ribu per hari di akhir 2020.

Dalam laporannya, Oxfam menyebut potensi kematian akibat kelaparan bisa merenggut lebih banyak nyawa dari infeksi virus corona sendiri.

Untuk perbandingan, Johns Hopkins University mencatat angka kematian tertinggi akibat Covid-19 harian tertinggi pada 17 April lalu sebanyak 8.890 orang.

Baca Juga: PT PNM Posting Program Erick Thohir, Nasabah Berkeluh Kesah Hingga Ngaku Trauma

"Pandemi ini adalah tantangan terakhir bagi jutaan orang yang telah berjuang atas dampak konflik, perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan sistem pangan yang rusak yang telah memiskinkan jutaan produsen dan pekerja pangan," kata Direktur Eksekutif Sementara Oxfam Chema Vera seperti dilansir Reuters, Ahad (12/7/2020).

Berdasarkan data program pangan dunia yang dikutip oleh Oxfam memperkirakan pada 2019 sekitar 821 juta orang tak memiliki cadangan pangan memadai dan 149 juta di antaranya mengalami "kelaparan tingkat krisis atau lebih buruk".

Proyeksi saat ini menyebut jumlah yang mengalami kelaparan tingkat krisis mencapai 270 juta pada 2020 sebagai akibat dari pandemi virus corona, melejit lebih dari 80 persen dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Lebih dari 500 Komisaris BUMN Rangkap Jabatan, Ini Reaksi Erick Thohir

Oxfam menyebut ada 10 titik kelaparan terparah di dunia yaitu Yaman, Kongo, Afghanistan, Venezuela, Afrika Barat, Ethiopia, Sudan, Sudan Selatan, Suriah, dan Haiti.

Diketahui, Brazil dan India adalah negara yang mengalami infeksi wabah virus corona terbesar kedua dan ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat (AS). Kasus di Brasil telah melampaui 1,7 juta, dan India memiliki lebih dari 767 ribu kasus.

Tingkat kelaparan meningkat secara global, tak terkecuali negara adidaya AS. Sepanjang pekan lalu, sebanyak 1,3 juta orang mengajukan klaim awal tunjangan pengangguran. Menurut Feeding America, tambahan 17 juta orang di AS kemungkinan rawan pangan tahun ini sebagai akibat dari pandemi.

Baca Juga: Erick Thohir Rampingan BUMN dari 107 Jadi 40 Perusahaan, PT PNM Gabung Pegadaian dan Danareksa?

Oxfam menyebut jika ditotal, ada 54 juta orang Amerika yang berjuang untuk meletakkan makanan di atas meja atau satu dari enam orang.

Di antara banyaknya masalah yang membuat orang tidak mampu membeli makanan karena hilangnya pendapatan yang disebabkan oleh pengangguran atau berkurangnya pembayaran remitansi.

Selain itu, dukungan sosial bagi mereka yang bekerja di sektor informal, dan gangguan pada rantai pasokan dan rintangan yang dihadapi oleh produsen juga menjadi penyebabnya.

Baca Juga: Di Masa Pandemi Covid-19, Bos-Bos BUMN Ini Bersuka Ria di Ciwidey, Erick Thohir Ngambek Enggak Ya

Pembatasan perjalanan karena pemberlakuan penguncian wilayah (lockdown) juga disebut berdampak bukan hanya pada pekerja dan petani, tetapi juga pada pengiriman bantuan kemanusiaan.

Serangkaian masalah ini memperburuk kelaparan global, termasuk konflik di sejumlah negara, perubahan iklim, dan meningkatnya ketidaksetaraan.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x