KPK Tetapkan Satu lagi Tersangka Kasus Korupsi Stadion Mandala Krida Yogyakarta Rugikan Negara Rp31,7 Miliar

- 22 Maret 2023, 15:16 WIB
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri membenarkan bahwa KPK telah menetapkan satu lagi tersangka baru dalam kasus korupsi renovasi Stadion Mandala Krida Yogyakarta yang merugikan keuangan negara mencapai Rp31,7 miliar/ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri membenarkan bahwa KPK telah menetapkan satu lagi tersangka baru dalam kasus korupsi renovasi Stadion Mandala Krida Yogyakarta yang merugikan keuangan negara mencapai Rp31,7 miliar/ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat /antara/

Tersangka Korupsi Pembangunan Stadion Mandala Krida Yogyakarta

Diketahui, KPK telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus tersebut, yaitu Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Edy Wahyudi (EW), Direktur Utama PT Arsigraphi Sugiharto (SGH), dan Direktur Utama PT Permata Nirwana Nusantara Heri Sukamto (HS).

 

 Baca Juga: 30 Tahun Kenalkan Indonesia Lewat Karya Seni Kontemporer, Toni Kanwa Adikusumah ‘Seni adalah Kedamaian’

Mengenai konstruksi perkara, KPK menjelaskan bahwa pada tahun 2012, Balai Pemuda dan Olahraga (BPO) Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi DIY mengajukan proyek renovasi Stadion Mandala Krida. Usulan tersebut disetujui dan anggarannya dimasukkan ke dalam alokasi anggaran BPO untuk Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Olahraga.

Diduga EW secara sepihak menunjuk PT Arsigraphi (AG), yang direktur utamanya adalah tersangka Sugiharto, untuk mengatur tahapan desain pengadaan. Salah satu rancangan tersebut terkait dengan anggaran biaya proyek renovasi stadion Mandala Krida.

Berdasarkan hasil penyusunan anggaran tahap desain oleh SGH, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 135 miliar selama 5 tahun. KPK menduga ada beberapa pekerjaan yang nilainya di mark up dan langsung disetujui oleh EW tanpa adanya kajian terlebih dahulu.

Secara khusus, anggaran sebesar Rp41,8 miliar disiapkan pada tahun 2016, diikuti dengan anggaran sebesar Rp45,4 miliar pada tahun 2017. Di antara jenis pekerjaan yang termasuk dalam proyek pengadaan tersebut adalah penggunaan dan pemasangan material untuk struktur atap stadion, yang diduga menggunakan merek dan perusahaan yang ditentukan secara sepihak oleh EW.

Dalam proses pengadaan tahun 2016 dan 2017, BPK menduga EW bertemu dengan beberapa anggota panitia lelang dan meminta mereka untuk membantu dan memenangkan proses lelang.

Baca Juga: Lokakarya UNODC Thailand, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Sebut Korupsi Merupakan Ancaman Serius Pembangunan

Halaman:

Editor: Nadya Kinasih

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x