Kisah Ayah di Garut Curi HP Agar Anaknya Bisa Belajar Daring Jadi Viral, Bantuan Mulai Berdatangan

- 5 Agustus 2020, 18:29 WIB
 Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut, Sugeng Hariadi, didampingi Kasi Pidum Kejari Garut, Dapot Dariarma beserta jajaran Kejari Garut memberikan bantuan kepada keluarga A di Kampung Silelang, Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Rabu 5 Agustus 2020.  (Agus Somantri)
Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut, Sugeng Hariadi, didampingi Kasi Pidum Kejari Garut, Dapot Dariarma beserta jajaran Kejari Garut memberikan bantuan kepada keluarga A di Kampung Silelang, Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Rabu 5 Agustus 2020. (Agus Somantri) /




GALAMEDIA- Seorang ayah berinisial A (41), warga Kampung Silelang, Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut terpaksa mencuri handphone karena terdesak untuk memenuhi kebutuhan anaknya agar bisa belajar secara online.

Ayah tiga anak itu pun mengaku menyesal dan menyadari kesalahannya. Andai saja ia memiliki cukup uang, tentu perbuatan terlarang itu tak akan dilakukannya.

Bekerja sebagai buruh serabutan, kerap kali membuat penghasilannya tak menentu. Saat ada yang menyuruh bekerja, ia bisa mendapatkan penghasilan Rp50 ribu per hari.    

Baca Juga: Bela Habib Rizieq, Ratusan Orang di Tasikmalaya Minta Polisi Menangkap Budi Djarot

Namun tentu saja, uang yang didapatnya itu tidak cukup untuk menghidupi empat orang anggota keluarganya. Jangankan untuk membelikan HP anaknya, untuk makan sehari-hari saja masih serba kekurangan.

"Saya bingung anak saya merengek minta dibelikan HP. Soalnya sudah 10 hari ketinggalan pelajaran. Saya terpaksa mencuri HP, meskipun saya sadar bahwa perbuatan itu sangat salah," ujarnya, Rabu 5 Agustus 2020.  

Tinggal di gubuk berukuran 4x6 meter di gang sempit, hanya ada satu kamar serta sebuah ruangan yang dijadikan sebagai ruang tamu sekaligus berfungsi sebagai ruang tidur dan tempat berkumpul keluarga.

Didalamnya, hanya ada lemari pakaian, lemari piring, dan TV tabung. Sedangkan di belakangnya, terdapat sebuah toilet.

Baca Juga: Popularitas Selebriti Jadi Senjata Utama Parpol di Pilkada Serentak

A pun mengaku kenal dengan orang yang ia curi HPnya. Bahkan A juga sering disuruh untuk bantu-bantu di rumah korban. Saat melihat ada HP tergelatak di salah satu ruangan rumah korban, ia pun kemudian mengambilnya.  

"Jujur, saat itu saya gelap mata, saya teringat anak saya. Makanya ketika lihat ada HP saya langsung ambil," ucapnya.  

Namun aksi pencurian yang dilakukan A tersebut nyatanya tak berjalan mulus, karena pada akhirnya korban berhasil menemukan barang yang dicurinya itu dengan melalui pelacakan.

Baca Juga: Satgas Citarum Harum Uji Coba Pemanfaatan Lumpur Limbah B3 Dengan Bios 44

Saat ditemukan, HP tersebut tengah dipakai anaknya yang masih duduk di bangku SMP untuk belajar secara online. Sedangkan kakaknya terpaksa putus sekolah karena keterbatasan ekonomi.

Keluarga korban yang awalnya geram pun akhirnya berbalik menjadi iba setelah mengetahui kondisi ekonomi A dan keluarganya. Padahal sebelumnya, korban sempat melaporkan kasus pencurian tersebut ke pihak kepolisian.

Namun akhirnya memilih untuk tidak memperpanjang kasus tersebut dan berniat untuk membantu.

Baca Juga: Tahun Ini, Jumlah Hewan Kurban yang Disembelih di Kab. Bandung Barat Turun 40 Persen

Sementara itu, kisah A yang mencuri HP agar anaknya bisa mengikuti pelajaran secara online tersebut mengundang simpati dari berbagai kalangan. Tidak sedikit pihak-pihak yang merasa tergugah dan memberikan bantuan setelah mengetahui kronologisnya.

Bantuan salah satunya diberikan jajaran Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut yang langsung menyambangi kediaman keluarga A di Kecamatan Tarogong Kaler. Selain HP android berikut kartu dan kuotanya, keluarga besar Kejari Garut juga memberikan bantuan berupa peralatan sekolah dan sembako untuk meringankan beban keluarga A.      

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Garut, Sugeng Hariadi, didampingi Kepala Seksi Pidana Umum ( Kasi Pidum) Kejari Garut, Dapot Dariarma, mengatakan setelah pihaknya mengecek langsung ke kediaman A, kondisi keluarganya memang sangat memprihatinkan.

Baca Juga: Dianggap Jadi Racun, Sejumlah Selebrasi di FIFA 21 Dihapus, Salah Satunya Ala Dele Alli

Untuk menyambung hidup, bapak 3 anak itu bekerja serabutan dengan penghasilan Rp50 ribu per hari, itu pun kadang tidak menentu.

"Jadi saat kita cek, kondisinya memang benar-benar memprihatinkan. Makanya kita bantu lah untuk meringankan bebannya," katanya usai memberikan bantuan, Rabu 5 Agustus 2020.  

Menurut Sugeng, selain HP berikut kartu dan kuotanya, pihaknya juga memberikan bantuan berupa peralatan sekolah dan juga sembako untuk meringankan beban keluarga A.

Baca Juga: Ingin Petakan Penyebaran Covid-19, Pemprov Jabar Intens Lakukan Pelacakan dan Tes Masif

Selain memberikan bantuan, lanjut Sugeng, pihaknya juga memberikan pemahaman terkait hukum. Sebab walau bagaimanapun juga, tindakan mencuri tetap saja tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.  

"Di mata hukum, aksi A itu tetap tidak bisa dibenarkan. Meski ia mempunyai niat mulia agar anaknya bisa belajar, namun caranya salah" ucapnya.

Sementara itu, selain dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut, bantuan untuk keluarga A pun datang dari berbagi pihak lainnya, termasuk dari kepolisian yang juga memberikan HP serta berbagai macam kebutuhan pokok lainnya, seperti beras, mie instan, dan lainnya. ***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x