Serangan Israel Kembali Memakan Korban Warga Sipil, Meningkat jadi 421 Jiwa 78 Diantaranya Anak dan 41 Wanita

- 9 Oktober 2023, 06:24 WIB
Warga Palestina mencari korban di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, 8 Oktober 2023. / Ibraheem Abu Mustafa/Reuters
Warga Palestina mencari korban di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, 8 Oktober 2023. / Ibraheem Abu Mustafa/Reuters /
GALAMEDIANEWS - Konflik berkepanjangan di wilayah Palestina telah menyebabkan kematian sedikitnya 421 warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. 
Mengutip dari Al Jazeera, laporan yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan dampak mendalam dari konflik berkepanjangan ini pada penduduk sipil.

Gambaran Umum Korban:

Gaza Strip:

  • Sedikitnya 413 orang tewas.
  • Di antara mereka, terdapat 78 anak-anak dan 41 wanita.
  • Lebih dari 2.300 orang mengalami luka-luka.

Baca Juga: Palestina Bersatu dalam Perlawanan: Protes Massa dan Dukungan Terhadap Hamas Meningkat

Tepi Barat ( West Bank ) yang Diduduki Penjajah Israel:

  • Delapan orang tewas dalam konflik ini.
  • Korban tewas tersebar di berbagai wilayah, termasuk Ramallah (dua orang tewas), Jericho (dua orang tewas), Qalqilia (satu orang tewas), Hebron (dua orang tewas), dan Nablus (satu orang tewas).
  • Selain itu, lebih dari 70 orang mengalami luka-luka di Tepi Barat.

Angka-angka ini mencerminkan biaya kemanusiaan yang dalam dari kekerasan dan ketegangan yang terus berlanjut di wilayah tersebut.

Salah satu aspek tragis dari konflik ini adalah pengusiran dan penghancuran yang dialami oleh keluarga Palestina. Serangan terus-menerus di Gaza telah meninggalkan banyak keluarga tanpa tempat tinggal dan perlindungan. 

Baca Juga: Status Penduduk Israel yang Menempati Wilayah Palestina Bukanlah Warga Sipil Menurut Konvensi Geneva

Kisah keluarga Ashour menjadi salah satu contoh penderitaan yang tak terbayangkan. Amer Ashour, anggota keluarga Ashour, menghadapi pengalaman mencekam saat membawa istrinya yang sedang hamil ke rumah sakit untuk melahirkan di tengah kekacauan konflik yang berkelanjutan. 

Dia tidak menyangka bahwa ketika kembali, rumahnya di kawasan al-Nasr, Kota Gaza, akan menjadi puing akibat serangan udara Israel.

Ashour mengungkapkan kekhawatirannya, "Apa yang paling saya khawatirkan saat eskalasi dimulai adalah bahwa istri saya akan melahirkan. Saya khawatir tentang bagaimana kami akan pergi ke rumah sakit di tengah terus-menerusnya serangan bom. Tapi saya tidak pernah menduga bahwa rumah saya akan dibom."

Halaman:

Editor: Feby Syarifah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x