Surati Presiden Jokowi Tolak Kebijakan Anies Baswedan Soal PSBB Total, Segini Kekayaan Budi Hartono

- 13 September 2020, 12:07 WIB
Tolak PSBB Jakarta, Ini Isi Surat Budi Hartono Si Orang Terkaya Indonesia Kepada Presiden
Tolak PSBB Jakarta, Ini Isi Surat Budi Hartono Si Orang Terkaya Indonesia Kepada Presiden /

GALAMEDIA - Budi Hartono memprotes kebijakan Gubernur Anies Baswedan terkait penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta. Sehubungan hal itu, salah satu orang terkaya di Indonesia melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Siapa sebenarnya Budi Hartono ini?

Perusahaan rokok yang bertahan sampai sekarang dan menjadi salah satu perusahaan tersukses adalah Grup Djarum. Oei Wie Gwan, seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang pada 1951 membeli perusahaan rokok NV Murup yang hampir gulung tikar.

Perusahaan asal Kudus tersebut memiliki produk andalan rokok kretek dengan merek Djarum Gramofon. Oie lebih menyukai namanya disingkat saja menjadi Djarum.

Baca Juga: Pangeran Arab Saudi Ikut Terseret Kasus Ledakan 911, Pengadilan Federal AS Kirim Surat ke Kerajaan

Selama 10 tahun berjalan, perusahaan Oei mulai membesar. Sayang, pada 1963 terjadi kebakaran besar, yang membuat Djarum hampir kolaps. Di tahun yang sama juga Oei Wie Gwan menjemput ajal. Kesempatan membangun perusahaan diambil alih oleh para anak-anaknya.

Oei Hwie Siang alias Michael Bambang Hartono dan sang adik Oei Hwie Tjhong alias Robert Budi Hartono. Keduanya bagai dynamic duo yang mengubah Djarum dari perusahaan yang sedang mati suri menjadi perusahaan yang bangkit merebut pasar.

Selain pasar di Tanah Air, Djarum lewat tangan dingin Budi Hartono dan sang kakak juga mulai mengekspor rokok ke luar negeri sejak 1972.

Baca Juga: Luhut Binsar Panjaitan: Jangan Saling Salahkan, Masalah Covid-19 Sudah Sangat Terkendali

Tiga tahun berselang, Djarum mulai memodernisasi peralatan pabriknya, karena permintaan pasar yang makin meningkat. Salah satu produk hasil modernisasi yang jadi andalan adalah rokok Djarum Filter. Rokok filter dengan cita rasa kretek diperkenalkan pada 1981.

Rokok ini menjadi salah satu rokok paling laris di pasaran. Rasanya yang nikmat dan gurih menjadi favorit di kalangan perokok tanah air.

Amerika Serikat adalah salah satu pasar utama Djarum. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, Amerika Serikat menyediakan konsumen dengan jumlah yang amat banyak dan menggiurkan.

Kondisi tersebut membutuhkan kenaikan jumlah produksi yang besar tiap tahunnya. Untuk memenuhi produk dalam dan luar negerinya saja, produksi Djarum mencapai 48 miliar batang per tahun alias 20 persen dari total produksi nasional.

Baca Juga: Mahfud MD Ikut Nimbrung Soal PSBB DKI Jakarta: Masalah Timbul Akibat Tata Kata Bukan Tata Negara

Kesuksesan Djarum membuat Budi tak ingin berpuas diri. Ia dan sang kakak kemudian mulai merancang strategi bagaimana membuat bisnisnya terus berkembang dengan pesat.

Salah satu caranya adalah dengan mengubah Djarum menjadi sebuah perusahaan rokok berbentuk grup bisnis. Djarum melebarkan sayapnya dengan berinvestasi di berbagai sektor seperti perbankan, properti, agribisnis, elektronika, dan multimedia.

Dengan jalan diversifikasi bisnis dan investasi , kerajaan bisnis Grup Djarum berkembang dengan kokoh dan berubah 180 derajat dari kondisinya saat pertama lahir di 1951.

Di sektor perbankan, Budi Hartono dan sang kakak membeli sebagian besar saham PT Bank Central Asia Tbk atau yang dikenal dengan Bank BCA. Budi mengandalikan 51 persen saham bank terbesar dan salah satu paling menguntungkan di Indonesia.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Baru Tersalurkan ke 4,87 Juta Pekerja, Sisa Anggaran Masih di Atas 80%

Di bidang properti, Budi Hartono dan sang kakak membangun mega proyek Grand Indonesia. Proyek besar ini mencangkup hotel (renovasi dari Hotel Indonesia), pusat-pusat perbelanjaan, gedung perkantoran 57 lantai, dan apartemen mewah. Total investasinya mencapai triliunan rupiah.

Di sektor agribisnis, Budi Hartono dan sang kakak mengembangkan Hartono Plantations Indonesia, salah satu bagian dari Grup Djarum dengan aset perkebunan sawit seluas 65.000 hektar yang terletak di Kalimantan Barat sejak 2008.

Di bidang elektronika dan multimedia, kaka-beradik itu memproduksi AC, kulkas, gadget untuk video dan audio, sampai dispenser dalam perusahaan yang sudah amat terkenal, Polytron. Sudah sejak 30 tahun beroperasi, bendera Polytron menjadi salah satu bagian dari bisnis Grup Djarum.

Baca Juga: Kapal China Masuk Laut Natuna, Bakamla RI Langsung Tendang Keluar Wilayah

Dari hasil jerih payahnya, Budi Hartono dan Michael Hartono mendapat sumber kekayaan yang fantastis.

Majalah Forbes menempatkan mereka sebagai orang terkaya nomor 1 di Indonesia. Forbes mencatat kekayaan Budi Hartono di 2012 mencapai 6,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 98 triliun) atau berada di posisi ke-146 di dunia.

Budi Hartono, yang lahir 28 April 1940 di Semarang, Jawa Tengah tentu tak menyangka akan menjadi orang terkaya. Warisan perusaaan ayahnya yang hampir bangkrut diperolehnya pada usia 22 tahun, tapi mampu memutar keadaan.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x