Tak Boleh Masuk Meliput Pengundian Nomor Paslon, Puluhan Wartawan Protes Sambil Kembalikan id Card

- 24 September 2020, 10:48 WIB
Puluhan wartawan di Kabupaten Bandung kembalikan id card pemberian KPU karena tidak diperkenankan masuk meliputi pengundian nomor pasangan calon Pilkada Bandung, Kamis 24 September
Puluhan wartawan di Kabupaten Bandung kembalikan id card pemberian KPU karena tidak diperkenankan masuk meliputi pengundian nomor pasangan calon Pilkada Bandung, Kamis 24 September /Ziyan M Nasith/

GALAMEDIA - Puluhan wartawan baik yang tergabung dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Bandung Raya protes dan mengembalikan id card ke KPU Kabupaten Bandung. Hal tersebut dilakukan karena tak diperbolehkan masuk untuk meliput pengundian nomor pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung, di Hotel Sutan Raja Soreang, Kamis 24 September 2020.

Ketua PWI Kabupaten Bandung, Rahmat Sudarmaji mengaku sangat menyayangkan atas keputusan KPU Kabupaten Bandung.

"Saya menyayangkan, sebelumnya kami diajak rapat konsultasi, memang kemarin ada pembatasan untuk di area rapat pleno. Kami setuju, kami minta ada big screen untuk wartawan yang tak punya id card," ujar Rahmat.

Baca Juga: Sambut Kelahiran Putri Pertama, Gigi Hadid dan Zayn Malik Masih Belum Berencana Menikah

Rahmat mengatakan, sedangkan pada kenyataannya saat ini pihak KPU tak menyediakan big scren tersebut.

"Kalau melihat zona Covid-19 Kabupaten Bandung, tak begitu parah, kami komitmen untuk menerapkan protokol kesehatan dirapat sebelumnya, namun kini tak boleh masuk," katanya.

Seorang wartawan senior, Didi Mainaki mengungkapkan kalau mau acara pengundian nomor seperti ini, tidak harus di hotel.

"Di Kantor KPU saja sudah cukup, tinggal difasilitasi, agar tak menghamburkan anggaran, apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini," ujar Didi.

Baca Juga: Menilik Seni Bangreng yang Menjadi Seni Egaliter dan Demokratis Asal Kabupaten Sumedang

Didi mengatakan, intinya wartawan tak boleh masuk saat digelarnya pengundian nomor untuk mencegah kerumunan.

"Sekarang di luar juga tak ada jaminan tak berkerumun," katanya.

Harusnya kata Didi, ambil jalan tengahnya, ada perwakilan yang boleh masuk.

"Kami juga paham ketika semua wartawan masuk karena keterbatasan tempat dan wartawan terlalu banyak, tapi kan perwakilan bisa," tuturnya.

Baca Juga: 24 September: Tragedi Semanggi II Tewaskan Seorang Mahasiswa UI

Menurutnya, jika memang para wartawan tidak dipernankan masuk, seharusnya ada solusi lain yang bisa dilakukan KPU.

"Kenapa tidak dibuat layar lebar di luar, bukan untuk hanya wartawan, tapi untuk mengakomodir keingintahuan simpatisan relawan, tim sukses dan lainnya," ujarnya.

Didi menekankan, harusnya hubungan KPU dan wartawan dijalin dengan baik.

Baca Juga: Masih Bingung Apa Itu Deals Sekitarmu ShopeePay? Simak Tips & Triknya

"Dengan saling menguntungkan, KPU butuh kami dan Wartawan juga butuh KPU untuk sumber informasi yang dinanti masyarakat. Sebenarnya kami juga tak memaksakan diri semua masuk ruangan, kami paham," jelasnya.***

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah