Bisnis Kaktus Cukup Menjanjikan Dikala Pandemi, Anda Berminat?

- 6 Oktober 2020, 15:47 WIB
Kaktus Lembang
Kaktus Lembang /



GALAMEDIA - Tak dapat dipungkiri jika dunia bisnis dan usaha dapat datang darimana saja, tidak terkecuali hobi. Saat ini berbisnis tanaman hias merupakan salah satu usaha yang menjanjikan,.

Pasalnya selama pandemi banyak orang yang memiliki kebiasaan baru yaitu gardening atau berkebun. Hal tersebut membuat pembisnis tanaman hias seperti kaktus naik daun, bahkan hingga kebanjiran pesanan.

“Selama pandemic justru omset meningkat tajam menjadi dua kali lipat, sehari bahkan bisa sampe Rp 1 juta kalau sebelumnya Rp500 ribu. Mungkin untuk refresh selama dirumah saja mereka jadi punya hobi baru berkebun,” ungkap salah seorang pembisnis kaktus Sukulen, Wina, di kebun miliknya Diana Caktus, Jalan Maribaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, selasa 6 oktober 2020.

Baca Juga: Najwa Shihab Dilaporkan Relawan Jokowi ke Polisi Terkait Kasus Menkes Terawan

Diakuinya jika situasi pandemi seperti saat ini memberikan untung bagi bisnisnya. Omset perhari bahkan dapat mencapai dua kali lipat. Walaupun dirinya mengatakan jika penjualannya memang tidak pernah dibawah Rp500 ribu, tetapi pada situasi seperti saat ini justru malah mendatangkan keuntungan, hampir setiap kepala keluarga di wilayahnya membudidayakan kaktus sehingga kampungnya disebut kampung kaktus.

Kaktus memang salah satu jenis tanaman yang mudah dalam perawatannya, karena tidak perlu sering disiram, dan memiliki perlakuan khusus. Namun jika salah rawat juga bisa membuat si kaktus membusuk.

Konsep bisnis yang dipakainya yakni membuat kebun budidaya kaktus yang ditanam dan diolah sendiri, terkadang juga mengambil dari tengkulak. Pemasarannya pun dilakukan dengan dua cara yaitu offline store dan online store.  

Baca Juga: [Update] Pasien Covid-19 di Indonesia Hari Ini Bertambah 4.056 Orang

“Karena bisnis kaktus ini menjanjikan, kalau tidak laku bisa dibibitkan. Dan malah kalau lama-lama harganya bisa menjadi mahal bahkan sampai puluhan juta karena kondisinya yang langka tadi. Tidak rugi lah kalau bisnis kaktus ini, apalagi saat ini udah ada aplikasi buat jualan online jadinya lebih terperinci lagi,” katanya.

Wina menjelaskan jika bisnis kaktus ini memiliki perlakuan yang berbeda dengan barang atau jenis lainnya, karena kaktus merupakan benda hidup sehingga harus diberikan perawatan berbeda. Kaktus adalah jenis tanaman yang paling mudah bertahan, karena tanaman ini adalah tipe gurun pasir sehingga tahan panas dan tidak ada pemberlakuan yang menyulitkan.Di toko miliknya ini tidak hanya kaktus tetapi ada sukulen dan sensitera juga.

Selain karena tempat tinggalnya yang berada di Lembang membuat banyak wisatawan juga yang berdatangan. Sehingga sudah sangat tepat untuk berbisnis tanaman kaktus seperti ini, bisnis yang dijalankannya saat ini semula adalah milik orang tuanya namun setelah lulus sekolah akhirnya dia melanjutkan usaha tersebut. Harga jual kakus bermacam-macam mulai dari Rp 10 ribu sampai dengan puluhan juta rupiah.  

“Awalnya itu setelah aku lulus sekolah mau nyoba ngembangin potensi dan ngenalin ini loh kaktus selain untuk bisnis juga, aku coba-coba jual di e commerce kaya gitu, dan coba ikut komunitas juga akhirnya banyak belajar dan mengenal tentang budidaya kaktus. Biasanya harga yang mahal itu untuk para kolektor, makannya kenapa aku percaya diri bisnis kaktus ini. Karena bisa dibilang di Indonesi masih sedikit yang budidaya kaktus bisa keitung jari,” tuturnya.

Baca Juga: Tolak Omnibus Law Cipta Kerja, Ribuan Buruh Nyaris Kuasai Tol Cileunyi

Bisnis kaktus yang sudah berdiri sejak tahun 1999 tersebut kini merambah dalam dunia digital, karena semakin banyak e-commerce yang memudahkan proses jual beli. Tak disangka ternyata setiap harinya jumlah peminat semakin banyak, bahkan tak jarang ada yang membeli dalam jumlah ratusan untuk dijual kembali.
Namun yang disayangkan kaktus langka tadi didapat dari barang impor dan harga lokal masih kalah di bawah harga tersebut, seperti gimno tiger, asterias yang berbentuk bulat.

Untuk proses perawatan kaktus sendiri cukup mudah, namun jika ingin membudidayakan kaktus dalam jumlah besar memerlukan biaya yang cukup lumayan. Butuh pembuatan rumah kaca karena kaktus merupakan tanaman gurun pasir yang harus berada di tempat panas namun tidak terkena sinar matahari langsung. Selanjutnya perawatannya hanya butuh disiram seminggu dua kali saja.

“Mungkin karena pandemic saat ini bagi kalangan atas yang bosan dirumah akhirnya memiliki hobi baru berkebun supaya lebih menyegarkan, nah tanaman kaktus ini salah satu yang banyak dilirik. Jadi sekarang hampir setiap rumah disini selama pandemi itu makin banyak juga yang masarin jadi makin rame lagi,” tuturnya.

Baca Juga: Demokrat KBB Bersama Buruh Tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja

Lebih lanjut Wina mengharapkan kedepannya usahanya ini bisa dijadikan tempat eduwisata, jadi selain berbisnis juga ada edukasi kepada masyarakat. Namun sebelum hal tersebut dapat terwujudkan dirinya berharap agar bisnis dan usaha nya ini lancar.

“Harapan nya sih pengen bikin kaya tempat edukasi gitu, jadi bisa belajar mengembangkan si kaktus ini sama anak-anak pkl yang jurusannya pertanian, terus ingin buat market tanaman juga, dan tongkrongan anak muda gitu. Jadi dalam satu tempat ini bisa banyak kegiatan yang didapat apalagi kan ini di lembang jadi udah cocok banget,” tutupnya. (retno/job)



Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x