Virus Corona Bermutasi Jadi 10 Kali Lebih Cepat Menyebar, Ahli Penyakit Menular Sebut Itu Kabar Baik

- 19 Agustus 2020, 05:46 WIB
Ilustrasi Virus Corona.
Ilustrasi Virus Corona. /- Foto : The Week

GALAMEDIA - Masyarakat sempat dihebohkan keberadaan virus corona (Covid-19) asal Malaysia yang sebelumnya dikabarkan 10 kali lebih cepat menular. Semula sejumlah pihak menduga virus corona baru --sebelumnya ditemukan di Eropa dan Amerika Serikat-- ini pun lebih ganas dari yang biasa.

Namun seorang ahli penyakit menular asal Singapura Dr Paul Tambyah mengungkapkan mutasi virus Corona tersebut mungkin lebih menular, tetapi tampaknya tidak terlalu mematikan.

Presiden International Society of Infectious Diseases itu menjelaskan adanya bukti yang menunjukkan mutasi Corona tidak berbahaya. Mutasi Corona bernama D614G di beberapa bagian dunia bertepatan dengan laporan penurunan tingkat kematian.

Baca Juga: Nekat Buat Video Polisi Nunggak Pajak, Dua YouTuber Jadi Tersangka

Hal inilah yang kemudian diyakini mutasi Corona D614G memang tidak terlalu mematikan. Bahkan, malah menjadi kabar baik.

"Mungkin itu hal yang baik untuk memiliki virus yang lebih menular tetapi tidak terlalu mematikan," kata Tambyah kepada Reuters.

Tambyah mengatakan, sebagian besar virus cenderung menjadi kurang ganas saat bermutasi. "Adalah kepentingan virus untuk menginfeksi lebih banyak orang tetapi tidak membunuh mereka karena virus bergantung pada inang untuk makan dan tempat berlindung," katanya.

Baca Juga: Enak Nih, ASN Dapat Cuti Bersama pada 21 Agustus 2020

Para ilmuwan menemukan mutasi Corona 10 kali lebih menular pada awal Februari 2020. Mutasi Corona D614G telah beredar di Eropa dan Amerika lebih dulu sebelum ditemukan di Malaysia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengatakan tidak ada bukti mutasi menyebabkan penyakit Covid-19 menjadi lebih berbahaya. Pada hari Ahad 16 Agustus 2020, Direktur Jenderal kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mendesak kewaspadaan publik yang lebih besar, usai pihak berwenang mendeteksi apa yang mereka yakini sebagai mutasi D614G dari dua klaster.

Sebastian Maurer-Stroh dari badan sains, teknologi dan penelitian di Singapura juga mengatakan jenis mutasi Corona D614G ditemukan di sana. Namun, tindakan pencegahan Corona secara ketat di Singapura telah menekan penyebaran virus Corona dalam skala besar.

Baca Juga: Bandara Husein Kembali Layani Penerbangan Domestik, Ekonomi Kota Bandung Harus Lebih Bergairah

Noor Hisham dari Malaysia mengatakan jenis mutasi Corona D614G yang terdeteksi, 10 kali lebih menular. Oleh sebab itu, kemungkinan vaksin yang saat ini sedang dikembangkan tidak efektif melawan mutasi Corona D614G.

Tetapi, Tambyah dan Maurer-Stroh mengatakan mutasi semacam itu kemungkinan tidak berpengaruh pada pengembangan vaksin menjadi kurang efektif.

"Variannya hampir sama dan tidak mengubah area yang biasanya dikenali oleh sistem kekebalan kita, jadi seharusnya tidak ada perbedaan untuk vaksin yang sedang dikembangkan," kata Maurer-Stroh.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x