Insiden Berdarah Laskar FPI, Kabareskrim Klaim 'Yang Menjadi Korban Adalah Anggota Polda Metro'

11 Desember 2020, 09:55 WIB
Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo (tengah) didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran (kiri) dan Kadiv Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono (kanan) saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 10 Desember 2020. /Dok PMJ News/Fjr./

GALAMEDIA - Kabareskrim  Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengaku telah mengantongi bukti kuat soal anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) menyerang anggota Polda Metro Jaya di Tol Jakarta-Cikampek, Senin 7 Desember 2020 dini hari pukul 00.50 WIB.

Ia mengantongi bukti tersebut setelah Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) memeriksa jenazah laskar yang sebelumnya mengawal Habib Rizieq Shihab (HRS).

Sigit mengungkapkan, pada tangan salah satu anggota laskar FPI terdapat jelaga dari bekas tembakan senjata api.

“Ditemukan penggunaan senjata api dengan didapatnya jelaga di tangan pelaku. Ditemukan adanya kerusakan mobil petugas,” ujar Listyo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis 10 Desember 2020.

Ia pun berani menyimpulkan insiden berdarah itu lantaran diawali serangan terhadap anggota Polda Metro Jaya.

“Yang menjadi korban adalah anggota Polda Metro Jaya," tegasnya.

Ia memastikan laskar FPI juga membawa senjata api dan senjata tajam. "Terkait hasil penyidikan sementara, kami peroleh fakta ditemukan senjata api dan senjata tajam di lokasi,” sebutnya.

Baca Juga: Harbolnas 12.12: Sejarah Singkat dan Pesta Diskon Besar oleh Sejumlah E-Commerce

Listyo menambahkan, Bareskrim menggunakan metode scientific crime investigation (CSI) dalam mengusut kasus itu. Selain itu, Listyo juga menggandeng Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Mabes Polri.

“Pengusutan ini melibatkan pengawas internal dari Propam Mabes Polri. Kami juga membuka ruang dan memberikan kesempatan dari rekan eksternal untuk memberikan masukan dalam rangka melengkapi penyidikan yang kami lakukan,” kata lulusan Akademi Polisi 1991 ini.

Untuk itu, Bareskrim membuka hotline di nomor 081284298228. Masyarakat yang punya informasi dan bukti soal insiden tersebut bisa menghubungi nomor itu.

“Untuk perkembangan penyidikan selanjutnya, segera kami rilis untuk transparansi dan memberikan gambaran bahwa kami melakukan penyidikan secara profesional, transparan dan objektif,” tegas Listyo.

Menanggapi hal itu Pihak FPI mengatakan itu merupakan hak polisi untuk mengklaim temuan tersebut.

"Itu hak pihak kepolisian untuk klaim hal tersebut," kata Wakil Sekretaris Umum FPI, Aziz Yanuar.

Baca Juga: Saksikan Stray Kids dan GOT7 Rayakan Ulang Tahun Shopee Dalam TV Show Shopee 12.12 Birthday Sale!

Pengacara FPI ini kemudian menyinggung soal rekaman suara yang berada di tengah masyarakat pasca insiden penembakan. Aziz menyinggung soal keterkaitan senjata dan isi rekaman.

"Logika sederhana saja, dengar rekaman voice note yang banyak beredar yang diduga dari para syuhada itu, kalau memang mereka memegang senjata saat itu, apa ada terdengar soal senjata di situ?" ujar Aziz.

Aziz kembali mengulas soal rekaman suara yang beredar itu. Menurutnya, sejumlah orang yang menghalangi rombongan Habib Rizieq sebelum insiden penembakan adalah orang tak dikenal atau OTK.

"Untuk apa repot-repot mau mempertahankan dari OTK dimaksud itu dengan mau menabrakkan mobil ke OTK itu? Kenapa tidak keluarkan senjatanya saat itu? Itu karena upaya tidak ada selain melarikan diri atau menabrak supaya bisa terhindar dari upaya jahat dari OTK itu kan?" katanya.

Sementara itu Keluarga enam korban penembakan di Tol Cikampek KM 50 dari Laskar FPI mengadu ke Komisi III DPR untuk menuntut agar pelaku dihukum seadil-adilnya.

Baca Juga: Ini Amalan Nabi di Hari Jumat, Hari yang Rasul Muliakan, Yuk Kita Amalkan

Mereka menilai kejadian tersebut sebuah tindakan pembunuhan keji.

“Melihat kebiadaban dari fakta yang ada maka meminta keadilan dari pemerintah. Dari komisi III, semoga bisa terungkap semua apa yang dilakukan yang membunuh anak saya ini. Saya cuma minta keadilan,” kata Zainuri, ayah almarhum Lutfi Hakim dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi III DPR pada Kamis 10 Desember 2020.

Dalam kegiatan yang disiarkan langsung ini, dia menjelaskan bahwa dirinya terakhir kali menghubungi anaknya pada Minggu 6 Desember 2020 siang. Dalam pesan singkat, anaknya mengabari bahwa dirinya sehat.

Pada Senin 7 Desember 2020 pukul 15.00 WIB, Zainuri mendapat kabar dari tetangganya bahwa anaknya termasuk orang yang diculik pada kasus penembakan di Tol Cikampek.

“Seperti gosong (di bagian punggung), maaf, kemaluannya (ada bekas) diinjak, pipi bengkak biru, tangannya terkelupas. (Ada luka) tembakan dari jarak dekat, empat lubang tembus semua ke belakang. Naudzubillah,” jelas Zainuri.

Sementara itu, Umar, paman almarhum Andi Oktiawan mengaku tidak dapat membayangkan kejadian sebenarnya setelah melihat kondisi jenazah saat melihat proses pemandian. “Penembakan itu jelas-jelas jarak dekat. Kondisi tembakan begitu banyak di badan, ada empat di badannya. Belakang juga ada. Matanya memar. Diapain itu, bisa seperti kebakar belakangnya,” tuturnya.

Baca Juga: Hari Jumat: Ketahui Ini Segudang Keutamaan di Hari Jumat, Sayang untuk Dilewatkan

Sedangkan, keluarga korban juga membantah terhadap tuduhan terkait dengan ditemukannya senjata api dan senjata tajam yang disebut miliki laskar FPI.

“Anak-anak kami tidak pernah membawa senjata satupun. Baik itu pistol ataupun parang. Buat apa, karena niatnya baik bukan untuk perang. Kami mohon, anak-anak kami sudah dibunuh dibantai, tetap saja difitnah, itu sangat keji,” kata Anandra, kakak almarhum Muhammad Suci Khadavi.

Anak laki satu-satunya dikeluarga dan membuat kami sangat terpukul dengan kejadian ini harus kehilangan dia.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler