Terungkap! Begini Penjelasan BMKG Soal Fakta Cuaca Saat Sriwijaya Air 182 Akan Terbang

3 Februari 2021, 22:33 WIB
Petugas membawa kantong jenazah berisi objek temuan dari lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak, di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu 16 Januari 2021. Operasi SAR tersebut memasuki hari kedelapan. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp. /

GALAMEDIA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkap kondisi cuaca sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ 182 lepas landas.

Dwikorita menjelaskan, sempat ada peringatan dini terkait kondisi cuaca di wilayah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang-Banten.

"Sempat peringatan dini cuaca bandara diberikan pada 13.15 meski kemudian jarak pandang semakin membaik," jelas Dwikorita dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021.

Baca Juga: Musibah Sriwijaya Air SJ 182 Sisakan Misteri, Airnav Beberkan Laporan ATC: Semua Berlangsung dengan Normal

Dia menjelaskan kondisi cuaca pada saat kejadian pesawat Sriwijaya Air SJ 181 tujuan Jakarta-Pontianak itu berdasarkan observasi di Bandara Soekarno-Hatta sempat memburuk pada pukul 13.31.

"Di situ kita lihat warna kuning. Hingga menyebabkan pesawat melakukan hold boarding," katanya dikutip dari Antara.

Kemudian, ujar dia, pada pukul 14.36 kondisi cuaca sudah mulai membaik. Sehingga pesawat oleh pengatur lalu lintas udara (ATC) diizinkan untuk tinggal landas. Namun empat menit berselang pesawat hilang kontak.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA! Pekerja Masih Peroleh Bantuan Rp 3,55 juta Lewat Kartu Prakerja

Dwikorita menuturkan pihaknya telah memperkirakan akan terjadi hujan disertai petir antara pukul 13.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

Bahkan dengan tinggi awan cumulonimbus sekitar 1.800 kaki dan lebih dari 80 persen bandara akan tertutup awan pada ketinggian 1.600 kaki yang terjadi di wilayah Bandara Soekarno-Hatta.

"Kami melakukan observasi udara atas dengan melepaskan balon pada 9 Januari," katanya.

"Setiap hari kami lakukan konsisten tanggal 7, 8, 9 selama tiga hari terakhir sampai saat kejadian bahwa potensi icing (pembentukan formasi es) pada 0 sampai 20 derajat celcius berada pada ketinggian 16.000 sampai 27.000 kaki sedangkan pada ketinggian 11.000 kaki tidak ada potensi icing," jelas Dwikorita.

Baca Juga: Tiga Menteri Atur Seragam Sekolah, Nadiem Makarim: Tidak Boleh Mewajibkan Atribut dengan Kekhususan Agama

Dwikorita menjelaskan pada pukul 13.30 WIB hingga 14.00 WIB kondisi cuaca pada saat pesawat tinggal landas, hujan disertai petir kemudian turun hujan dengan intensitas sedang serta kilat.

Namun, dia menyebutkan jarak pandang membaik 4.000 meter dan pada 14.30 meningkat menjadi 5.000 meter meskipun hujan ringan.

"Dan akhirnya sampai 15.00 jarak pandang menurun masih di atas batas diwaspadai dan 16.00 WIB membaik," ujarnya.

Baca Juga: Isu Kudeta AHY Semakin Memanas, Demokrat Jabar: 1.000 Persen Sangat Solid, High Performance!

Ia juga memastikan data cuaca yang dikirim BMKG diunduh oleh pihak-pihak terkait.

"Yang saya khawatir waktu itu adalah dokumen apakah di-download dan Alhamdulillah kami monitor ternyata patuh semua men-download dokumen penerbangan," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler