Ma'ruf Amin Minta Masyarakat Dididik Agar Tak Termakan Hoaks, Cipta Panca: Produsen Hoaks Terbesar Itu Negara

7 Juli 2021, 16:18 WIB
Ilustrasi hoaks. /.*(Dok Pikiran Rakyat)

GALAMEDIA - Politisi Partai Demokrat, Cipta Panca turut menyoroti perihal pernyataan Wakil Presiden RI, Maruf Amin.

Sebelumnya, wapres mengungkapkan bahwa masyarakat harus dididik agar tak termakan hoaks.

Menanggapi hal tersebut, melalui akun Twitter pribadinya @panca66, Cipta lantas menyangkal pernyataan Ma'ruf dan menyebutkan bahwa yang harus dididik itu adalah negara.

Lebih lanjut, Cipta menilai bahwa yang harus dididik bukanlah warga, tetapi negara terlebih dahulu.

Baca Juga: Alhamdulilah, Bansos BST Rp600.000 Bakal Cair Minggu Ini, Segera Cek Laman Ini untuk Dapatkan Uangnya!

"Maaf pak kyai, produsen hoax terbesar itu ya negara. Ya didik dulu negaranya baru didik warganya," ujarnya dilansir Galamedia dari akun Twitter @panca66 pada Rabu, 7 Juli 2021.

Perlu diketahui, sebelumnya Wapres RI, Ma'ruf Amin mengeluarkan pernyataan yang menyarankan warga untuk dididik agar tak mudah termakan berita bohong atau hoaks.

Ma'ruf mengatakan, masyarakat harus diedukasi agar tidak langsung menerima mentah-mentah setiap informasi yang didapatkan.

"Kita sekarang ini banyak mengalami banjir informasi. Oleh karena itu yang harus kita lakukan adalah, bagaimana mengedukasi masyarakat," ujar Ma'ruf dilansir Galamedia dari saluran YouTube Lemhannas RI.

Baca Juga: Bantah Tudingan Fadli Zon Soal Indonesia Tak Mampu Tangani Pandemi, Ferdinand: Pemerintah Miliki Kemampuan

Menurutnya, tak sedikit informasi yang dengan mudahnya tersebar tanpa diketahui kebenarannya terlebih dahulu.

Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih berhati-hati dengan mengecek ulang informasi yang diterima sebelum diteruskan kepada orang lain.

Pasalnya, informasi tersebut bisa saja mengandung ketidakbenaran dan keliru.

Ia menuturkan, informasi yang keliru dan tidak benar ini, bisa berujung pada fitnah dan disinformasi.

"Tidak serta menerima informasi tanpa terlebih dahulu melakukan tabayun, cek dan ricek. Karena banyak informasi yang tidak mengandung kebenaran, kebohongan, hoaks, fitnah, provokasi, bahkan bisa disebut sebagai disinformasi," tuturnya.

Baca Juga: Christ Wamea Berani Sebut Jokowi dan Luhut Orang Paling Visioner Dalam Mensejahterakan TKA China

"Dan era banjirnya disinformasi ini juga sering disebut sebagai era post truth, artinya era pasca kebenaran, di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran," kata Maruf Amin.

Ia lantas mengingatkan agar masyarakat tetap waspada atas banyaknya informasi keliru yang beredar luas.

"Itu bisa menghancurkan kesatuan bangsa, kalau kita tidak waspada," katanya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler