Ustadz Felix Siauw: Tahun 2002-2015 Tak Ada Sebutan Anti NKRI, Radikal, Intoleransi, dan Lainnya

29 September 2021, 20:50 WIB
Ustadz Felix Siauw. /Instagram.com/@felixsiauw

GALAMEDIA – Pendakwah, Ustadz Felix Siauw menilai sejumlah narasi serta tudingan negatif mulai muncul ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai menjabat pada tahun 2014 lalu, atau setidaknya tahun 2016.

Tudingan yang dimaksud adalah anti NKRI, anti Pancasila, Intoleransi, radikal, dan lainnya.

Ustadz Felix berpendapat, di era kepresidenan Megawati Soekarnoputri hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sejumlah narasi dan tuduhan negatif itu tidak pernah terdengar.

Hal ini diutarakannya melalui kanal Youtube Refly Harun pada Rabu, 29 September 2021.

Baca Juga: Pejabat Indramayu Diduga Maling Duit Rakyat Ditahan Kejati Jabar, Kasus Penataan RTH Alun-Alun

“2002 itu saya mulai berdakwah. Dari tahun 2002 sampai 2015 nggak ada sebutan radikal, anti NKRI, seperti yang sekarang, anti pancasila dan segala macamnya. Itu belum ada semua,” ujarnya.

Penulis ini menyampaikan, narasi dan tuduhan semacam itu semakin kuat terdengar pada tahun 2016 silam, di saat menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta.

“Nah mendadak di tahun 2016 ini mulai muncul ungkapan-ungkapan radikalisme, intoleransi, ini baru muncul seolah ini masalah bernegara yang lebih besar,” ungkapnya.

Ustadz Felix mengaku bingung dengan munculnya tuduhan tersebut.

Sebab, di era sebelumnya, dia tidak pernah dituduh radikal, intoleran, dan lainnya.

Baca Juga: Auriga Nusantara: di Era Jokowi Investasi China Naik 5 Kali Lipat, Harus Hati-hati dengan China

“Ketika itu saya bingung dengan tuduhan itu. Kenapa kalau Felix Siauw intoleran, radikal, kenapa tuduhan ini baru muncul 2016” katanya.

Sehingga dia menyimpulkan ada perubahan signifikan antara tahun 2016 dengan sebelumnya.

“Berarti kalau kita lihat ada sesuatu yang berbeda, di antara tahun 2016 ke atas dan tahun 2016 ke bawah” imbuhnya.

Baca Juga: Baru Pulang Studi di Luar Negeri, Penyidik Ini Jadi Orang ke-58 Diberhentikan KPK Susul Novel Baswedan Cs

Ustadz Felix menilai, narasi itu terus ada sepanjang kepemimpinan Jokowi hingga periode kedua saat ini.

Lebih jauh, baginya narasi-narasi negatif itu punya kaitan dengan politik.

“Tahun 2016 sampai sekarang, narasi itu terus masih dijaga. Jadi artinya ada keterkaitan antara narasi itu dengan politik yang dibangun” pungkasnya. ***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler