Bedi Budiman Sentil Rocky Gerung yang Sebut Pancasila Bukan Ideologi: Dialog Dulu dengan Yudi Latif

19 Juni 2023, 21:02 WIB
Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat, Bedi Budiman./istimewa /

GALAMEDIANEWS - Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat Bedi Budiman mengungkap dua dimensi yang dimiliki oleh Pancasila.

Dimensi pertama, Pancasila merupakan Meja Statis atau perekat dari keseluruhan diskursus pemikiran dan keyakinan yang hidup di Indonesia.

Sementara dimensi kedua, Pancasila juga sebagai Leitsar Dinamis atau bintang pemimpin yang berfungsi sebagai penuntun arah atau titik tuju dari kemerdekaan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Pemprov Jabar Permanenkan WFA, ASN Bisa Kerja dari Mana Saja

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Indonesia vs Argentina GRATIS, Babak Kedua Sedang Berlangsung

Hal itu diutarakan Bedi menjawab pertanyaan siswa peserta diskusi peringatan harlah Pancasila di DPRD Jabar, Kamis, 14 Juni 2023 lalu. Diskusi dihadiri sejumlah siswa, guru, mahasiswa, dosen dan kepala desa.

Pada acara diskusi tersebut, seorang siswa SMAN 24 Bandung, Fahriyani Abdurahman menanyakan terkait Pancasila Sakral atau Profan, Pancasila Ideologi atau Falsafah?

Bedi pun menanggapi pertanyaan substansial itu dengan mengutip pernyataan dari pengamat politik Rocky Gerung yang menyebut bahwa Pancasila bukan Ideologi.

Dalam sebuah pernyataan, Rocky memandang hal itu merujuk pada isi pidato Soekarno 1 Juni 1945 yang tidak menyebut bahwa Pancasila sebagai Ideologi, melainkan Philosophische Grondslag (falsafah dasar).

Baca Juga: Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Season 4: Diperbarui atau Dibatalkan?

Dua Dimensi Pancasila

Bedi pun menanggapinya. Ia menyebut benar Soekarno mengatakan Pancasila sebagai Phisophische Grondslag. Namun, ujarnya, apa yang dimaksud tidak berhenti sampai di situ.

Disampaikan Bedi, Pancasila menurut Bung Karno terdiri dari dua dimensi, yakni sebagai perekat pemikiran dan penuntun arah dari kemerdekaan bangsa Indonesia.

"Pada dimensi penuntun atau pedoman itulah Pancasila berfungsi sebagai ideologi, mengingat definisi ideologi adalah suatu sistem ide atau pemikiran yang membentuk tatanan sosial menuju tujuan bersama," paparnya.

Politisi PDI Perjuangan ini melengkapi penjelasannya dari aspek ontologi, epistemogi dan aksiologi dalam filsafat. Ia menjelaskan sebab musabab sejarah kelahiran ideologi dari era Renaissance Perancis, sebagai penguat narasi jawabannya.

Baca Juga: Workshop Peliputan Pemilu 2024, Upaya Kolaborasi Sukseskan Pesta Demokrasi

Baca Juga: Fans Senang Leader TXT Soobin Buat Akun Instagram, Yeonjun: Kamu ini Zebra?

Bedi pada acara tersebut juga ikut menanggapi pernyataan Rocky Gerung yang kembali viral dan kontroversial terkait 'Pancasila bukan Ideologi'. Menurut Bedi, ada hal yang luput dari perhatian Rocky terkait pidato Bung Karno 1 Juni 1945.

"Di sana Bung Karno tidak hanya mengatakan Pancasila sebagai Phisophische Grondslag tetapi juga sebagai Weltanschauung (bahasa Jerman) yang berarti 'pandangan dunia'," ujarnya.

"Weltanschauung adalah manifestasi dari filsafat, kata ini mengacu pada kerangka kerja ide dan kepercayaan bagaimana bangsa Indonesia menafsirkan dunia dan berinteraksi didalamnya," ungkap Bedi.

Pancasila Ideologi Mumpuni

Bedi kemudian mengutip pernyataan Yudi Latif, penulis buku 'Negara Paripurna; Historitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila' yang juga mantan Kepala BPIP.

Baca Juga: Tim Investigasi Ponpes Al Zaytun Dibentuk, Ridwan Kamil: Upaya Tabayyun

Menurut Bedi, Yudi Latif pernah mengatakan bahwa "untuk menjadi Weltanschauung, pemikiran filosofis itu harus dijadikan sikap atau pendirian orang mengenai tatanan kehidupan, pemikiran yang abstrak beralih menjadi sikap pendirian hidup yang diterima dan dijalankan".

Sementara ideologi didefinisikan "sebagai seperangkat keyakinan dan paradigma pengetahuan yang menyeluruh dan sistematis yang memberikan landasan interpretasi untuk bertindak".

"Karena itu sebaiknya Rocky Gerung berdialog dulu dengan Yudi Latif agar lebih koheren," seloroh Bedi.

Lebih lanjut, Bedi merinci, secara eksplisitpun jelas dalam pidato 1 Juni 1945 Bung Karno mencontohkan Pancasila sebagai weltanschauung disandingkan dengan ideologi-ideologi yang ada di dunia.

Agar lebih gamblang, dapat disimak pidato Soekarno di Sidang Umum PBB tahun 1960, yang berjudul "To Build The World a New". Dalam pidatony, Bung Karno menolak pandangan Bertrand Russel bahwa dunia dibagi dalam dua ideologi yakni liberalisme dan komunisme.

"Presiden Soekarno mengatakan 'Indonesia tidak akan mengikuti konsepsi liberal ataupun konsepsi komunis.Apa gunanya? Dari pengalaman kami sendiri dan dari sejarah kami sendiri tumbuhlah sesuatu yang lain, sesuatu yang jauh lebih sesuai, sesuatu yang jauh lebih cocok, yakni Pancasila'," ungkap Bedi.

"Statement Presiden RI pertama ini jelas mendudukkan Pancasila sebagai ideologi yang mumpuni tidak hanya untuk bangsa Indonesia tapi juga untuk dunia," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler