GALAMEDIANEWS - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencanangkan gerakan "Protein Hewani Cegah Stunting pada Hari Gizi Nasional ke-63 tahun 2023.
Tema gerakan ini kembali menyadarkan masyarakat pada pentingnya pemenuhan gizi sebagai kunci penting pencegahan stunting.
Protein hewani adalah zat gizi yang berasal dari bahan makanan lauk hewani yang mudah dijumpai di sekitar kita.
Baca Juga: Komisi VIII DPR RI: Gugatan Terhadap Menkopolhukam Layak Ditolak, Mahfud MD Akan Menang!
Baca Juga: Ganjar Pranowo Pengen Bikin Konser K-Pop di Solo, Warganet: Idol Nggak Ikut-ikutan Politik
Beberapa sumber makanan hewani yang mudah ditemui di antaranya berbagai jenis ikan, baik dari laut, sungai maupun tempat pengembangbiakan lainnya (kakap, gurami, kembung, nila, patin, lele, gabus dll) belut, berbagai jenis telur (ayam, bebek, puyuh, dll), jenis-jenjs unggas (ayam, bebek, burung, dll), serta dari jenis daging (sapi, kambing, domba, kerbau, dll).
Beberapa kandungan gizi dari bahan makanan protein hewani ini, sangat baik dikonsumsi sebagai pencegah stunting yang sangat tepat. Di antaranya karena mengandung asam amino lengkap, termasuk asam amino esensial sebagai pembentuk protein.
Baca Juga: Jauhi Asam Urat, Hindari Memakan 6 Jenis Sayuran Ini!
Tak kalah penting, kandungan mineral yang baik untuk pertumbuhan, seperti seng (Zn) dan zat besi (Fe) serta mineral lain yang memiliki daya serap baik pada tubuh. Protein hewani juga mengandung lemak, sehingga menghasilkan energi lebih tinggi dibandingkan bahan makanan lain.
Pemberian asupan makanan ini ditargetkan pada ibu hamil atau menyusui, bayi dan balita. Kandungannya yang kaya gizi lengkap serta vitamin, sangat penting mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita.
Baca Juga: DERETAN Surat Kesan Pesan MPLS 2023 dari Siswa Baru untuk Panitia dan OSIS
Baca Juga: Logistic Day, Pos Indonesia Komitmen Perkuat Industri Logistik di Seluruh Wilayah
Ancaman gizi buruk di Indonesia masih menjadi perhatian Nasional mengingat jumlah kejadiannya yang masih perlu ditekan. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan kasus stunting diangka 21,6%. Sehingga, berbagai upaya pun digencarkan Pemerintah Indonesia untuk menangani stunting.***