Warga Taiwan Kesal, Ingin Lepas dari Bayang-bayang China

2 September 2020, 19:21 WIB
Ilustrasi China dan Taiwan. Warga Taiwan meminta perubahan paspor karena sering dianggap berasal dari China. /kolase pixabay

GALAMEDIA - Pemerintah Taiwan akan mendesain ulang paspornya untuk lebih menonjolkan identitas mereka karena kesal sering dikira berasal dari China.

Keputusan untuk mengubah desain paspor diambil pemerintah negara berjuluk Naga Kecil Asia itu di tengah pandemi Covid-19 dan upaya Beijing untuk menegaskan kedaulatannya.

Taiwan mengeluh, selama wabah Covid-19 warganya mengalami masalah saat memasuki negara lain. Pasalnya, di paspor Taiwan terdapat tulisan "Republik China", nama resmi dari Taiwan.

Baca Juga: Ketua DPC Partai Demokrat Bandung Ikut Diperiksa KPK Terkait Kasus Korupsi RTH

Tulisan tersebut ditulis dengan huruf besar dalam bahasa Inggris di bagian atas. Sementara nama Taiwan tercetak di bagian bawah. 

Paspor baru, yang diharapkan akan diedarkan pada Januari 2021, menghilangkan kata-kata "Republik China" berhuruf besar dalam bahasa Inggris. Sekaligus melepaskan mereka dari bayang-bayang China.

Meski begitu, nama itu dalam karakter China akan tetap ada. Selain itu, pada paspor baru, kata Taiwan dalam huruf berbahasa Inggris akan diperbesar.

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu mengatakan, paspor baru diperlukan untuk mencegah warga Taiwan disalahartikan sebagai warga negara Negeri Panda.

Baca Juga: Ruhut Kembali Nyinyir, Sebut KAMI Sudah Menyusun Kabinet

Khususnya dengan adanya peningkatan pemeriksaan masuk di banyak negara yang dilakukan sejak pandemi Covid-19 dimulai.

"Sejak awal wabah pneumonia Wuhan tahun ini, warga kami terus berharap dapat lebih menonjolkan visibilitas Taiwan, menghindari orang-orang yang salah mengira mereka berasal dari China," terang Wu.

Negeri Tirai Bambu mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai wilayah kedaulatannya. Pemerintah China mengatakan hanya mereka yang memiliki hak untuk berbicara untuk Taiwan di tingkat internasional.

Posisi tersebut terus didorong dengan kuat oleh Negeri Tembok Raksasa selama masa pandemi, terutama di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Setelah BMW, Giliran Laptop Pinangki yang Diobrak-abrik

Dilansir Antara, negara di Asia Timur itu selama bertahun-tahun telah memperdebatkan tentang siapa mereka dan apa hubungan seharusnya antara Taiwan dengan China, termasuk tentang nama pulau itu.

Namun, pandemi Covid-19 telah mengembalikan masalah itu menjadi sorotan.

Pemerintah Taiwan juga mempertimbangkan perubahan nama, atau setidaknya mendesain ulang penuh maskapai terbesar mereka, China Airlines.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler