Lebih Pintar dari Emmanuel Macron, Vladimir Putin Ingatkan Hina Orang Beragama Bisa Tuai Balasan

- 18 Desember 2020, 16:36 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin. /Instagram.com/@vputin.team

GALAMEDIA - Setelah sekian lama, Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya memberikan komentar mengenai insiden pemenggalan seorang guru setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.

Menyadur Russian Today, Jumat 18 Desember 2020, Putin memberikan komentar seputar kebebasan berbicara dan hak-hak umat beragama dan mengatakan benturan budaya adalah masalah eksistensial di Barat.

Putin memberikan komentar tersebut saat konferensi pers akhir tahun pada hari Kamis 17 Desember 2020.

Ia mengatakan ada keseimbangan antara mengekspresikan diri dan menghina perasaan seluruh kelompok orang.

Baca Juga: Habib Luthfi Diangkat Menteri Agama Fachrul Razi Sebagai Penasihat Untuk Beri Masukan Strategis

"Di mana batas kebebasan yang satu dengan kebebasan yang lain," tanya Presiden.

"Diketahui bahwa di mana kebebasan seseorang dimulai, kebebasan orang lain harus berakhir."

Putin menambahkan jika mereka yang bertindak sembarangan, "Menghina hak dan perasaan orang beragama, harus selalu ingat, akan ada reaksi balik yang tak terhindarkan".

"Tapi, di sisi lain, ini tidak boleh agresif," tegas Putin.

Presiden Putin merujuk pada kejadian baru-baru ini di Prancis sebagai bukti bahwa multikulturalisme telah gagal di Barat.

Baca Juga: Kampanye ShopeePay Semua Rp1 Cetak Rekor Baru, 100.000 Voucher Terjual pada 12 Menit Pertama di 1212

Pekan lalu, Putin menginstruksikan kementerian luar negeri Rusia untuk "memulai diskusi melalui organisasi internasional membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan mereka yang menghina kepercayaan orang-orang beragama dan memicu kebencian serta konflik antaragama."

Komentar itu muncul setelah tujuh pria asal Chechnya didakwa di Prancis atas dugaan keterlibatan mereka dalam insiden pemenggalan Samuel Paty di Paris pada bulan Oktober.

Jaksa penuntut mengatakan Paty menjadi sasaran Abdullakh Anzorov yang berusia 18 tahun karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya dalam pelajaran tentang kebebasan berbicara.

Presiden Prancis Emmanuel Macron kemudian menuai kontroversi dengan memberikan penghormatan kepada Samuel Paty sebagai "pahlawan yang pendiam" dan "wajah Republik."

Baca Juga: Massa Aksi 1812 Dibubarkan, Sejumlah Orang Diciduk Polisi

Sejumlah negara Muslim mengumumkan boikot produk Prancis, dengan beberapa demonstran turun ke jalan untuk membakar patung Macron sendiri.

Kepala Republik Chechnya yang mayoritas Muslim di Rusia, Ramzan Kadyrov, mengutuk serangan itu, tetapi mendesak orang-orang untuk tidak memprovokasi umat atau melukai perasaan religius mereka.

"Sementara itu, temukan kekuatan untuk mengakui bahwa Muslim memiliki hak untuk beragama, dan tidak ada yang akan mengambilnya!" tegas Ramzan Kadyrov.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x