Masalah Kesejahteraan dan Pemerataan Tenaga Kesehatan jadi Persoalan Serius di Hari Jadi PPNI ke-47

- 17 Maret 2021, 11:00 WIB
logo-ppni
logo-ppni /

GALAMEDIA - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengemukakan faktor kesejahteraan serta pemerataan tenaga kesehatan di seluruh daerah menjadi persoalan yang serius yang belum terselesaikan dalam kurun 47 tahun organisasi tersebut berjalan.

"Pada sektor fasilitas pelayanan kesehatan swasta, walaupun bisnisnya di rumah sakit dan klinik, mereka hanya dihargai Upah Minimum Provinsi/Kota (UMP/UMK) saat awal masuk, sama dengan profesi administrasi dan tenaga kebersihan (cleaning service)," kata Ketua PPNI Harif Fadhilah pada peringatan hari jadi PPNI ke-47, Rabu 17 Maret 2021.

Sementara perawat pada sektor Pegawai Negeri Sipil (PNS), ada patokan gaji rutin dan ada tunjangan fungsional perawat, meskipun Harif menyebut jumlahnya tidak seberapa bila dibandingkan kebutuhan finansial mereka untuk pengembangan profesi.

Harif mengatakan profesi sebagai perawat dibutuhkan sekolah secara khusus, ada izin dari otoritas terkait, peningkatan kompetensi, hingga lingkup kode etik.

Baca Juga: Sidang Rizieq Shihab Diwarnai Kegaduhan, Ferdinand Hutahaean: Pengacara Seperti itu Menghina Wibawa Peradilan

Beberapa rumah sakit, kata Harif, juga menuntut perawat untuk bekerja secara multitalenta. "Misalnya melakukan monitoring perkembangan pasien padahal itu ada profesi lain. Lalu memonitor perkembangan gizi, gerak fisioteraphy, tidak jarang perawat juga yang kerjakan. Tapi mereka dihargai sama. Masih jauh dengan negara lain di dunia," katanya.

Harif hingga saat ini belum melihat konsistensi pemerintah dalam memberikan perhatian penuh terhadap 1 juta lebih perawat di Indonesia. "Saya belum lihat konsistensi perhatian pemerintah pada perawat. Hanya momen tertentu dan kalau butuh saja. Misalnya, perhatian kepada perawat kalau ada Pemilu dan Pilkada," katanya.

Saat pelaksanaan agenda vaksinasi yang menyasar kalangan tenaga kesehatan karena dirasa Harif terkesan terlalu terburu-buru, padahal angka peserta tenaga kesehatan cukup banyak.

Pemerataan profesi perawat di Indonesia juga disorot Harif pada agenda hari jadi ke-47 PPNI hari ini.

Baca Juga: Jokowi-Prabowo Dipasangkan di Pemilu 2024, Profesor dari Australia: Nanggung, Republik Diganti Kerajaan Saja

"Tenaga kesehatan pasti numpuk di kota-kota besar. Tapi juga tapi tergantung sistem pelayanan kita hari ini yang mengutamakan sistem kuratif, rehabilitatif sehingga perhatiannya adalah membangun rumah sakit, sementara pelayanan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan belum terlalu optimal," katanya.

Penyebab lainnya adalah persoalan infrastruktur yang belum menunjang pelayanan kesehatan di daerah pelosok, sehingga perawat banyak yang memilih bekerja ke kota. "Kalau pemerintah daerah melihat kesehatan sebagai pelayanan dasar, diberikan dong yang terbaik di ujung sana," katanya.

Baca Juga: Usai KLB Demokrat, DPD Partai Demokrat Sumut 'Haramkan' Penggunaan Atribut Partai Tanpa Izin

Harif berharap kebijakan pemerintah pusat dan daerah dapat lebih sejalan dan searah dalam upaya pemenuhan infrastruktur pelayanan kesehatan yang optimal.***

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x