Disebut Biang Keruntuhan Manusia, Kaum Hawa Negeri Bollywood Ramai-ramai Kenakan Jeans Robek

- 23 Maret 2021, 11:09 WIB
/

GALAMEDIA - Kaum Hawa di India mendadak ramai-ramai mengenakan jins robek-robek awal pekan ini.

Bukan sekadar fesyen, mereka melakukannya sebagai bentuk protes dan kecaman pada seorang politisi top yang menyebut jins robek sebagai salah satu pemicu ‘runtuhnya peradaban’ manusia.

Menanggapi ini ribuan netizen memosting koleksi jins robek mereka dengan   tagar #RippedJeansTwitter.

Baca Juga: 10 Kota Tertua di Indonesia, Nomer 7 Tak Disangka-sangka

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Selasa (23 Maret 2021) gelombang kemarahan diarahkan pada Tirath Singh Rawat yang melontarkan pernyataan kontroversialnya pada sebuah lokakarya.

Berbicara pada lokakarya tentang perlindungan hak-hak anak awal pekan ini, menteri utama negara bagian Uttarakhand yang baru dilantik itu mengkritik seorang wanita yang tidak disebutkan namanya yang dia temui dalam penerbangan.

Rawat mengatakan wanita tadi  bepergian bersama dua anaknya dengan outfit berupa sepatu bot, jins dengan robekan di lutut plus gelang-gelang.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 23 Maret 2021: Dibenci Mama Rosa, Al dan Andin Putuskan Angkat Kaki dari Rumah

“Kita tentu bisa menjalankan aktivitas LSM, memakai jins sobek, bergerak di masyarakat bersama anak-anak, tapi nilai seperti apa yang Anda ajarkan?”  tanyanya.

Rawat, anggota Partai Bharatiya Janata (BJP) yang merupakan pendukung haluan nasionalis Hindu di bawah Perdana Menteri Narendra Modi, mengkritik para orangtua yang mengizinkan anak-anak mereka  terutama anak perempuan  mengenakan jins robe-robek.

Ia menyebut style semacam itu membuka jalan bagi ‘kerusakan nilai-nilai  sosial’ selain contoh buruk yang diberikan orangtua.

Baca Juga: Pihak AstraZeneca Buka Suara, Nyatakan Vaksin Tidak Mengandung Produk Turunan Babi



Rawat  juga mengklaim sementara orang-orang di luar negeri melindungi tubuh mereka dengan pantas dan melakukan yoga, warga India justru ‘berlari’ menuju gaya hidup nudis dan mengenakan jins robek.

Komentar Rawat menuai kemarahan dan cemoohan di media sosial dari kaum perempuan, aktivis dan politisi oposisi. Partai oposisi Kongres bahkan menuntut Rawat meminta maaf atau mengundurkan diri.

Jaya Bachchan, anggota majelis tinggi Parlemen India mengatakan Rawat  menunjukkan contoh pola pikir yang mendorong kejahatan terhadap perempuan.

Baca Juga: Wali Kota Bandung Apresiasi Pusat Vaksin di SPOrT Jabar

Menolak didikte apalagi diawasi oleh politisi, netizen memenuhi timeline dengan selfie jins robek bahkan celana pendek.

“Pemerkosaan tidak terjadi karena perempuan memakai baju pendek tapi karena laki-laki seperti Tirath Singh Rawat menyebarkan pesan kebencian pada perempuan dan gagal melakukan tugasnya sebagai politisi,” tulis Swati Malwal, ketua Komisi Wanita Delhi di akun Twitter miliknya dengan foto dirinya bercelana pendek.

Politisi partai Kongres, Radhika Khera juga memosting selfie dengan outfit sama.

Baca Juga: BNPT Berencana Ubah Sebutan KKB Jadi Teroris untuk OPM, DPR Turut Apresiasi

“Saya seorang Politisi. Saya memakai celana pendek. Saya bisa MEMAKAI apa pun yang saya Inginkan. Saya bisa MAKAN apa saja yang saya inginkan. Saya bisa MINUM apa pun yang saya Inginkan. Tidak ada SANGHI mana pun yang akan memilihkannya untuk saya,” cuitnya.

Sanghis adalah anggota Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), organisasi sukarelawan paramiliter nasionalis Hindu sayap kanan.

Kata Sanghis kerap  digunakan sebagai penghinaan terhadap anggota BJP atau mereka yang memiliki pandangan sayap kanan.

Baca Juga: Soroti 8 Titik Rawan Korupsi, KPK Ajak DPRD Jabar Lakukan Pencegahan Dini Bersama Pemprov

Yang lain mengkritik Rawat karena lebih peduli tentang apa yang dikenakan wanita daripada memperbaiki ekonomi atau memastikan keamanan wanita di negara di mana setidaknya 88 perkosaan tercatat setiap hari dengan  tingkat hukuman kurang dari 30 persen.

Demikian laporan tahun 2020 dari Biro Catatan Kejahatan Nasional India.

Jumlah pemerkosaan yang sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi karena stigma sosial dan kepercayaan yang buruk pada polisi dan sistem peradilan menghalangi kaum Hawa dan yang lainnya untuk melaporkan kasus kekerasan seksual.

Baca Juga: Soroti 8 Titik Rawan Korupsi, KPK Ajak DPRD Jabar Lakukan Pencegahan Dini Bersama Pemprov

“Ubah mentalitas Anda sebelum mengganti pakaian kami. Karena satu-satunya hal yang mengejutkan di sini adalah  komentar seperti ini yang disampaikan pada masyarakat,” papar model Navya Naveli Nanda.

Rawat akhirnya meminta maaf atas komentarnya dan menegaskan tidak pernah bermaksud untuk merendahkan siapa pun dan menyatakan setiap orang bebas  mengenakan apa yang mereka pilih.

Tetapi banyak yang menunjukkan dia bukan satu-satunya politisi India yang mengomentari penampilan wanita.

Baca Juga: Mirip Kit Legenda Setan Merah 90-an, Jersey Tandang Retro Blue Musim 2021-22 Bocor di Medsos Netizen Riuh

Tahun 2016, Mahesh Sharma, Menteri Kebudayaan, mengatakan turis di bandara mendapat daftar hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika mengunjungi India. Di antaranya saran untuk tidak mengenakan rok atau gaun dan tidak keluar sendirian di malam hari di kota-kota kecil.

Sementara tahun 2014, penyanyi KJ Yesudas memicu kemarahan dengan mengatakan wanita tidak seharusnya berjins karena memprovokasi 'perilaku yang tidak diinginkan' dan 'bertentangan dengan budaya India'.

Baca Juga: Soal Impor Beras, Rocky Gerung: Ada Permainan Politik, Makanya Harus Dengar Kepala Daerah

Beberapa politisi terkemuka juga menghubungkan kasus pemerkosaan dan serangan seksual dengan pakaian yang dikenakan wanita, demikian menurut BBC.

Selama ini pembatasan pakaian bagi wanita dan anak perempuan umum terjadi di pedesaan India, di mana beberapa juga dilarang menggunakan ponsel.

Meskipun jins dan jins robek sangat populer di kalangan anak muda India karena dianggap cool, banyak orang tua dan generasi di atasnya untuk memahami daya tarik dari outfit robek-robek.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x