Network
GALAMEDIA – Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai langkah Ubedilah Badrun yang melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah benar.
Menurut Rocky, Ubedilah telah sukses mewakili kegelisahan rakyat terkait status dari keluarga presiden.
“Iya ini betul-betul Ubed mewakili kegelisahan kita tentang status dari keluarga presiden sebetulnya,” ujarnya melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official Selasa, 11 Januari 2022.
Baca Juga: Simak, Istilah-istilah Penamaan Skincare yang Wajib Kamu Ketahui
Apalagi, yang melaporkan dua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu adalah Ubedilah yang memiliki integritas tinggi.
“Dan kalau yang melaporkan itu adalah LSM, atau kelompok tertentu itu dendam atau apa,” katanya.
Rocky menjelaskan, kasus dugaan korupsi ini bertentangan dengan public ethics, oleh karena itu Ubedilah melaporkannya.
“Ubed ini adalah doktor, dia paham sosiologi, paham tentang etika publik. Jadi dia mengerti kenapa dia harus laporkan. Karena itu bertentangan dengan public ethics,” imbuhnya.
Baca Juga: Ferdinand Hutahaean 'Manja' ke Penyidik Polisi, Jubir Polri: Minta Istirahat Dulu Saat Diperiksa
Selain itu, keterbukaan informasi saat ini membuat publik curiga dengan Gibran maupun Kaesang.
“Apalagi sekarang ada keterbukaan informasi, orang bertanya-tanya, itu akumulasi nya dua anak presiden dari mana, kok tiba-tiba ada skala yang betul-betul mencengangkan. Mulai dari bisnis kuliner, tiba-tiba bermain saham, lalu sekarang akuisisi beberapa pemain utama di pasar modal,” jelasnya.
“Jadi semua ini menimbulkan kecurigaan. Jadi betul Ubed, dia lakukan kritik secara metodologis dan menempuh jalur yang benar, yaitu melaporkan,” tambah Rocky.
Salah satu pendiri Setara Institute ini lalu berharap dosen-dosen yang lebih senior dari Ubedilah melakukan hal serupa.
Baca Juga: Tolak Usulan Menteri Bahlil, Dua Wakil Ketua MPR ini Sepakat Tak Ada Pemunduran Pilpres 2024
“Nah mestinya dosen-dosen yang lebih senior dari Ubed, lakukan hal yang sama,” tuturnya.
Rocky sendiri sebenarnya bisa menduga konsekuensi yang harus diterima Ubedilah atas tindakannya pada Gibran dan Kaesang ke KPK. Di antaranya adalah pemecatan dari statusnya saat ini.
Meski begitu,lanjut ahli filsuf ini, Ubedilah telah membuka kotan Pandora.
“Mungkin dia dipecat, tapi dia akan buka kotak pandora kalau negeri ini disiksa oligarkis, dan masuk ke dalam ranah nepotisme. Dia paham ini adalah tugasnya yang enggan diambil oleh pihak lain dan harus diterima dengan konsekuensi berat,” pungkasnya. ***
