Sekolah di 266 Kecamatan di Jabar Bakal Kembali Dibuka, Siswa Segera Belajar Tatap Muka

- 27 Juli 2020, 13:36 WIB
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat dampingi Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tinjau persiapan Jabar gelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada 13 Juli 2020 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi, Rabu 08 Juli 2020.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat dampingi Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tinjau persiapan Jabar gelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada 13 Juli 2020 di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi, Rabu 08 Juli 2020. /DOK HUMAS PEMPROV JABAR/

GALAMEDIA - Rencana pembukaan sekolah agar siswa bisa belajar tatap muka kembali digulirkan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar. Sebelumnya, rencana itu batal dilaksanakan di Kota Sukabumi.

Kali ini, Disdik Jabar akan membuka sekolah dengan mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19 pada level kecamatan, bukan level kabupaten/ kota.

Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi menuturkan, pihaknya sedang mengkaji rencana pembukaan sekolah menengah atas (SMA) di 266 kecamatan di Jabar.

Pengkajian dilakukan oleh Kantor Cabang Disdik masing-masing wilayah dalam dua pekan kedepan.

Baca Juga: Nia Ramadhani Kembali Bikin Heboh, Enggak Tahu Bentuk Markisa!

"Rencana membuka sekolah diambil dengan pertimbangan tidak pernah muncul kasus Covid-19 di 266 kecamatan itu," tutur Dedi kepada wartawan PR, Rani Ummi Fadila, Senin 27 Juli 2020.

Dedi menambahkan, sejumlah hal yang akan dikaji sebelum membuka sekolah, di antaranya kesiapan sarana prasarana penunjang pencegahan penularan Covid-19 di sekolah serta domisili siswa.

Apabila sebagian besar siswa di sekolah tertentu berasal dari luar kecamatan, maka sekolah itu belum boleh melaksanakan belajar tatap muka. Disdik Jabar juga akan melaksanakan tes swab pada guru di 266 kecamatan sebelum sekolah dibuka.

Baca Juga: Soal Jenazah Pasien Pakai Daster, Ini Klarifikasi Lurah Suka Maju

Dedi menerangkan, sistem belajar mengajar masih sama seperti rencana pembukaan sekolah di Kota Sukabumi. Hanya 18 siswa yang diperbolehkan belajar di kelas dalam satu rombongan kelas.

Sisanya, belajar di rumah secara daring. Pembagian siswa seperti itu dilakukan bergantian setiap pekan. Bangku di dalam kelas juga perlu diatur dengan jarak 1,5 meter antarbangku.

Sarana prasarana pencegahan penyebaran Covid-19 yang perlu disiapkan sekolah, seperti tempat cuci tangan di pintu masuk sekolah, alat cek suhu tubuh, dan tisu. Siswa diwajibkan mengganti tisu yang berada di dalam masker wajah setiap empat jam sekali.

Baca Juga: Ketua RT di Kabupaten Bandung Tega Bunuh Warganya Sendiri, Ini Masalahnya

"Kegiatan dengan alat yang disentuh banyak orang tidak boleh dilakukan dulu, seperti olahraga bola," kata Dedi.

Ruang unit kesehatan sekolah (UKS) juga perlu disiapkan dan pihak sekolah diminta berkoordinasi dengan puskesmas terdekat. Dengan demikian, UKS dapat melakukan tindakan cepat tanggap dalam menangani pasien Covid-19.

Dedi menambahkan, dengan dimulainya kegiatan belajar tatap muka, diharapkan kegiatan belajar mengajar saat pandemi Covid-19 bisa berjalan lebih baik. Penyerapan materi belajar oleh siswa pun bisa lebih maksimal.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x